Ilustrasi.
LONDON, DDTCNews – Kantor Facebook di Inggris hanya membayar pajak perusahaan senilai 28 juta pound sterling pada tahun lalu. Padahal, penjualan mencapai 1,65 miliar pound sterling. Artinya, pembayaran pajak hanya 1,7% dari total pendapatan.
Steve Hatch, Wakil Presiden Facebook untuk Eropa Utara mengatakan pebisnis di seluruh negeri menggunakan platform Facebook. Pendapatan dari pelanggan yang didukung tim Inggris dicatatkan di negara ini. Dengan demikian, jelasnya, setiap laba kena pajak dikenai pajak perusahaan di Inggris.
“Inggris sekarang menjadi salah satu pusat terpenting Facebook untuk inovasi global. Kami terus tumbuh dan berinvestasi besar-besaran di Inggris. Bahkan pada akhir tahun nanti kami akan mempekerjakan 3.000 orang di sini,” ujar Hatch, Jumat (11/10/2019).
Para tenaga terampil itu, sambung Hatch, tidak hanya bekerja pada produk seperti WhatsApp tetapi juga membantu mengembangkan teknologi untuk secara proaktif mendeteksi dan menghapus konten berbahaya dari platform Facebook.
Adapun Kantor Facebook Inggris menyediakan layanan pemasaran dan penjualan serta dukungan teknik. Facebook juga menguasai Instagram dan WhatsApp yang disebut menghabiskan 356 juta pound sterling atau setara Rp6,4 triliun untuk penelitian dan pengembangan di Inggris tahun lalu.
Berdasarkan Laporan keuangannya, pendapatan kotor dari iklan pada tahun lalu naik menjadi 1,65 miliar pound sterling (setara Rp29,2 triliun). Selain itu, laba sebelum pajak melonjak lebih dari 50% dari 63 juta pound sterling menjadi 97 juta pound sterling (setara Rp1,7 triliun).
Lebih lanjut, jumlah staf Facebook juga naik dari 1.290 menjadi 1.965 dengan total upah staf dan tagihan pensiun sebesar 431 juta pound sterling (setara Rp7,6 triliun). Pendapatan bersih yang dihasilkan dari iklan naik menjadi 797 juta pound sterling (setara Rp14,1 triliun).
Pada tahun lalu, Facebook secara global menghasilkan laba senilai US$25 miliar dari total pendapatan di seluruh dunia yang mencapai US$55,8 miliar atau setara Rp787,8 triliun. Dengan demikian, Facebook secara global mengubah 44% penjualannya menjadi keuntungan.
Oleh karena itu, John McDonnell MP, Labour’s Shadow Chancellor Inggris, mengkritik jumlah pajak yang dibayarkan oleh raksasa digital AS tersebut karena relatif kecil.
“Berapa banyak lagi contoh penghindaran pajak skala besar yang diperlukan pemerintah ini sebelum akan mengambil tindakan. Tidak heran orang-orang marah pada ketidakadilan yang luar biasa dari sistem pajak kita,” ungkapnya, seperti dilansir The Guardian.
Pekan lalu, Organisation for Economic and Development (OECD) menyodorkan proposal terkait pendekatan terpadu (unified approach) di bawah pilar pertama dalam pemajakan ekonomi digital. Proposal ini dinilai menjadi bukti nyata kemajuan upaya mengatasi tantangan pemajakan ekonomi digital.
Proposal lebih banyak kekuatan khusus untuk pemerintah dalam mengenakan pajak ke beberapa perusahaan teknologi besar seperti Apple, Facebook dan Google di negara tempat mereka menjual produk dan layanan. (MG-avo&nor/kaw)