Perkembangan pertumbuhan industri pengolahan. (sumber: BPS)
JAKARTA, DDTCNews – Meskipun masih menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada kuartal I/2019, pertumbuhan industri pengolahan tercatat melambat. Porsi sektor ini dalam struktur produk domestik bruto (PDB) juga berkurang.
Dengan pertumbuhan ekonomi 5,07% pada kuartal I/2019, menilik data Badan Pusat Statistik (BPS) industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,83%. Namun, capaian itu lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu 0,99%, saat ekonomi tumbuh 5,06%.
Jika dilihat dari struktur PDB, industri pengolahan pada tiga bulan pertama tahun ini mengambil porsi 20,07%. Porsi ini tercatat berkurang dibandingkan performa pada kuartal I/2018 yang mencatatkan porsi sebesar 20,23%.
Melihat dari pertumbuhannya, industri pengolahan pada kuartal I/2019 tercatat hanya tumbuh 3,86%. Angka ini tercatat melambat dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar 4,60%. Pada kuartal I/2017, industri pengolahan tercatat tumbuh 4,28%.
Jika dilihat secara rinci, industri batubara dan pengilangan migas pada tiga bulan pertama terkontraksi 4,19%. Pada kuartal I/2018, pertumbuhan sektor usaha ini masih positif sebesar 0,66%. Sementara, industri nonmigas tercatat melambat dari 5,08% pada kuartal I/2018 menjadi 4,8% pada kuartal pertama tahun ini.
Khusus industri nonmigas, perlambatan terjadi di industri makanan dan minuman (dari 12,77% pada kuartal I/2018 menjadi 6,77% pada kuartal I/2019) dan industri logam dasar (dari 9,99% pada kuartal I/2018 menjadi 8,59% pada kuartal I/2019).
Kendati demikian, BPS melihat kinerja pertumbuhan industri makanan dan minuman masih cukup bagus. Ini didukung oleh peningkatan produksi crude palm oil (CPO) serta persiapan menjelang Ramadan dan ldul Fitri.
Akselerasi pertumbuhan yang paling signifikan terjadi pada industri pengolahan tembakau. Pada kuartal I/2018, sektor ini mencatatkan pertumbuhan negatif 4,63%. Selanjutnya, pada tiga bulan pertama tahun ini, industri pengolahan tembakau tercatat tumbuh hingga 16,10%. Ini didorong oleh peningkatan permintaan dalam dan luar negeri. (kaw)