Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Pendapatan negara pada tahun depan masih memiliki potensi melampaui target Rp2.463 triliun yang telah ditetapkan pada APBN 2023.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan target pendapatan negara pada tahun depan dirancang dengan asumsi harga komoditas akan turun tajam setelah melonjak tinggi pada tahun ini.
"Kalau ternyata komoditasnya turunnya tidak setajam yang kita antisipasi, justru itu kemudian menjadi kabar baik bagi penerimaan kita," ujar Febrio, dikutip Senin (31/10/2022).
Untuk diketahui, pendapatan negara pada tahun depan hanya bertumbuh 1,1% bila dibandingkan dengan outlook pendapatan negara pada tahun ini yang senilai Rp2.463 triliun.
Target penerimaan perpajakan ditargetkan senilai Rp2.021,2 triliun, tumbuh 4,9% bila dibandingkan dengan outlook penerimaan perpajakan pada tahun ini senilai Rp1.924,9 triliun.
Bila diperinci, hanya penerimaan pajak yang ditargetkan bertumbuh pada tahun depan. Penerimaan pajak pada tahun depan ditargetkan mencapai Rp1.718 triliun atau bertumbuh 6,8% bila dibandingkan dengan outlook penerimaan pajak pada tahun ini senilai Rp1.608,1 triliun.
Dampak komoditas terhadap penerimaan memang diasumsikan menurun pada tahun depan, yakni hanya senilai Rp211 triliun. Pada tahun ini, kenaikan harga komoditas turut berperan dalam menyokong penerimaan pajak senilai Rp279,8 triliun.
Selain penurunan kontribusi penerimaan dari komoditas, pemerintah juga tidak akan mendapatkan penerimaan dari program pengungkapan sukarela (PPS) pada tahun depan. Tahun ini, PPS memberikan kontribusi penerimaan pajak senilai Rp61 triliun. (sap)