KEBIJAKAN FISKAL

Sri Mulyani Bakal Perlebar Defisit APBN 2020, Ada Apa?

Dian Kurniati
Rabu, 26 Februari 2020 | 14.12 WIB
Sri Mulyani Bakal Perlebar Defisit APBN 2020, Ada Apa?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. 

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersiap memperlebar defisit APBN 2020 yang saat ini ditargetkan 1,76% terhadap produk domestik bruto (PDB), di tengah risiko pelemahan ekonomi global, termasuk akibat wabah virus Corona. 

Sri Mulyani mengatakan pelemahan ekonomi itu akan diikuti oleh rendahnya penerimaan perpajakan. Namun, menurutnya, kebijakan fiskal pemerintah tetap harus lebih ekspansif agar ekonomi tidak semakin terpuruk.

“Kalau ekonomi turun dan penerimaan pajak lemah, kita memang harus menyiapkan diri untuk meningkatkan defisit. Kalau pemerintah ikut mengencangkan ikat pinggang, kita potong semua belanja, maka ekonomi bisa nyungsep," katanya di Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Sri Mulyani belum menyebutkan perkiraan angka pelebaran defisit APBN tersebut. Dia hanya mengatakan ruang pelebaran defisit masih sangat tersedia karena Undang-undang Keuangan Negara mengatur maksimal defisit anggaran sebesar 3%.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan defisit dapat dibiayai menggunakan utang. Ia mengklaim obligasi Indonesia sudah termasuk menarik bagi investor asing. Pada obligasi berdenominasi dolar AS dengan tenor 30 tahun, pemerintah bisa menawarkannya dengan suku bunga di bawah 3%. Adapun pada obligasi berdenominasi euro, suku bunganya cukup hanya 1,9%.

Sri Mulyani menyebut pemerintah selalu siap mengubah kebijakan fiskal untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di pelemahan karena wabah virus Corona. Kebijakan itu misalnya peluncuran paket stimulus senilai total Rp10 triliun, kemarin.

Menurutnya, pemerintah masih terus memantau perkembangan ekonomi global hingga beberapa bulan ke depan. Jika diperlukan, pemerintah bisa menambahkan stimulus agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga sesuai target 5,2%.

Dalam Undang-Undang APBN 2020, pemerintah menargetkan defisit anggaran senilai Rp351,85 triliun atau 1,76% dari PDB. Adapun realisasi utang hingga Januari 2020 adalah Rp68,2 triliun atau 19,4% dari target. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
user-comment-photo-profile
Mohammad Justine Ceasarea Hasanudin
baru saja
Dengan adanya pengaruh krisis global tentu sangat wajar apabila akan menambah defisit APBN 2020. saya yakin strategi penyerapan pendapatan negara dari adanya rencana peniadaan pajak hotel di beberapa daerah wisata unggulan dengan penerimaan terbesar akan menarik daya jual konsumsi pariwisata sehingga mendorong peningkatan penyerapan pajak pusat di tahun 2020 ini