Ilustrasi.
PHNOM PENH, DDTCNews - Otoritas Pajak Kamboja, General Department of Taxation (GDT) berkomitmen untuk memperkuat prosedur dan pengawasan perpajakan di sektor pertambangan seiring dengan tren peningkatan investasi di sektor tersebut.
Dirjen Pajak Kong Vibol mengatakan penguatan pengawasan diperlukan lantaran investasi di sektor pertambangan makin ramai. Menurutnya, langkah itu diperlukan untuk menutup celah kebocoran penerimaan pajak dari sektor pertambangan.
"Melalui studi banding, GDT akan membentuk mekanisme pengelolaan pajak sektor pertambangan yang lebih baik serta menetapkan standar implementasi dan kepatuhan untuk proyek investasi lain di sektor yang ini," katanya, dikutip pada Minggu (3/7/2022).
Kong Vibol menuturkan pemerintah terus mendorong kepatuhan proyek pertambangan terhadap isu sosial dan lingkungan. GDT juga akan memastikan kepatuhan perusahaan pertambangan dalam memenuhi ketentuan perpajakan.
Menurutnya, kepatuhan perusahaan pertambangan terhadap ketentuan perpajakan akan mendatangkan banyak keuntungan bagi APBN. Dalam hal ini, kehadiran investasi di sektor tambang diyakini akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan rakyat.
Selama ini, lanjut Kong Vibol, GDT banyak terkendala dalam memungut pajak dari sektor tambang. Terlebih, beberapa perusahaan belum sepenuhnya patuh menjalankan kewajiban pajaknya seperti menyerahkan catatan pembukuan, laporan keuangan, dan dokumen terkait lainnya.
"Pemerintah ingin melihat perusahaan di bidang pertambangan melakukan kewajiban perpajakan secara standar dan transparansi seperti Renaissance Mineral (Kamboja)," ujarnya seperti dilansir khmertimeskh.com.
Renaissance Mineral (Kamboja) yang disebut Kong Vibol merupakan anak perusahaan Renaissance yang terdaftar di Australia. Perusahaan itu memulai operasi ekstraksi emas komersial yang pertama di Kamboja pada Juni 2021.
Perusahaan berencana memurnikan 3 ton bijih emas setiap tahunnya untuk 8 tahun pertama operasi tambang atau sekitar 250 kilogram per bulan. (rig)