Seseorang berjalan di depan kantor pusat Australian Tax Office (ATO) di Canberra. ATO tengah menginvestigasi kasus penipuan yang mencatut nama institusi untuk menguras rekening wajib pajak.(Foto: Louie Douvis/smh.com.au)
CANBERRA, DDTCNews - Otoritas pajak Australia (Australian Tax Office/ATO) tengah menginvestigasi kasus penipuan yang mencatut nama institusi untuk menguras rekening wajib pajak.
Asisten Komisaris ATO Trent Jakubowski mengatakan modus penipuan itu sangat meresahkan karena telah menimbulkan korban. Otoritas mengutuk kejahatan tersebut dan mengimbau wajib pajak tidak tidak mudah memercayai telepon yang mengaku kantor pajak.
"Sementara ini jumlah korban yang mentransfer uang kepada penipu belum banyak, tapi nilai kerugian per orangnya sangat mengkhawatirkan," katanya, Jumat (19/2/2021).
Jakubowski mengatakan ATO telah menerima 638 laporan penipuan sejak awal 2021. Dari data tersebut, 7 orang di antaranya telah mentransfer uang kepada penipu dengan nilai total hampir AU$118.000 atau Rp1,3 miliar.
Menurut dia, kebanyakan korban berusia 18-24 tahun, sehingga berbeda dari tren penipuan selama ini yang biasanya menyasar para orang tua. Salah satu korban merugi AU$36.000 atau Rp397,5 juta setelah mentransfer seluruh saldo di rekeningnya kepada penipu.
Dia menyebut para penipu tidak meminta uang dalam nominal tertentu, melainkan memerintahkan korban mentransfer seluruh uang di rekening ke mereka. Dalam beberapa kasus, penipu berpura-pura ingin menyelamatkan korban dari penipu lain yang mencoba mengakses akun pajaknya.
ATO mengingatkan ada dua skenario yang dimainkan penipu ketika menelepon korban. Pertama, mengabarkan nomor pokok wajib pajak (NPWP) atau tax file number ditangguhkan otoritas karena ada scammer yang mencuri data tersebut.
Wajib pajak pun diminta mentransfer semua uangnya ke rekening yang diklaim milik ATO untuk langkah pengamanan. Skenario lainnya, penipu menyampaikan NPWP milik wajib pajak telah digunakan secara ilegal sehingga semua uang di rekening harus dipindahkan sementara ke rekening penampungan sambil menunggu proses hukum berlangsung.
"Ini adalah pengingat bagi semua orang untuk tetap waspada saat menjawab panggilan tak terduga. Meskipun kami lebih sering mendengar penipu menyasar lansia di Australia, ternyata siapa pun bisa menjadi target," ujarnya, dilansir 9news.com.au. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.