CANBERRA, DDTCNews—Kantor Pajak Australia (Australian Tax Office/ATO) menghentikan aplikasi untuk akses awal ke dana pensiun yang dicairkan lebih dini akibat wabah virus Corona, menyusul penyelidikan polisi atas kasus penipuan (fraud) identitas diri di aplikasi tersebut.
Lebih dari 1,2 juta orang Australia telah mengajukan permohonan untuk menarik hampir Aus$10 miliar atau Rp97 triliun dari akun mereka selama pandemi virus Corona, Namun, polisi federal khawatir 150 orang akan kehilangan Aus$120.000 karena pencurian identitas tersebut.
Asisten Bendahara Michael Sukkar mengatakan klaim awal dana pensiun tersebut akan dibekukan sementara dugaan penipuan diselidiki. “Kami akan melakukan proses itu hanya untuk memastikan tidak ada lagi yang bisa dilakukan ATO,” katanya kepada Sky News, Jumat (8/5/2020).
Seperti diketahui, Pemerintah Australia mengizinkan warganya yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat wabah virus Corona untuk menarik uang dana pensiun mereka. Penarikan dana itu diizinkan sebanyak Aus$10.000 atau Rp97 juta tahun ini, dan Aus$10.000 lagi tahun depan.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan penarikan dana itu tersedia mulai April 2020. Dana pensiun ini sebelumnya hanya bisa diambil kalau pekerja memasuki usia pensiun, paling cepat 60 tahun. Dana pensiun itu juga bebas pajak.
Menteri Dalam Negeri, yang membawahi kepolisian Australia, Peter Dutton mengatakan satu kasus yang sedang diselidiki berkaitan dengan seorang agen pajak yang database-nya diretas oleh penjahat cyber. Detail pribadi klien dieksploitasi dalam serangan itu.
Namun, ia menegaskan tidak ada intrusi cyber dalam dana pensiun atau ATO. “Kami memiliki contoh di mana agen pajak yang satu ini memiliki sistemnya dikompromikan dan detail pribadi dari beberapa klien tersebut digunakan dengan cara penipuan,” kata Dutton.
Komisaris Polisi Federal Australia (Australian Federal Police/AFP) Reece Kershaw sebelumnya mengatakan tim cyber kepolisian saat ini sedang menyelidiki intrusi ke pihak ketiga sehubungan dengan aplikasi dana pensiun tersebut.
Dia mengatakan polisi meluncurkan penyelidikan setelah menerima rujukan dari Pusat Laporan dan Analisis Transaksi Australia. Reece menekankan serangan itu cukup canggih dan mungkin dikaitkan dengan kejahatan terorganisir atau entitas di luar negeri. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.