AMERIKA SERIKAT

Soal Pencurian Identitas Pajak, IRS Jabarkan 4 Indikasinya

Nora Galuh Candra Asmarani
Selasa, 14 Januari 2020 | 15.18 WIB
Soal Pencurian Identitas Pajak, IRS Jabarkan 4 Indikasinya

Ilustrasi. 

WASHINGTON, DDTCNews – Otoritas pajak Amerika Serikat (AS) mengimbau para pengusaha untuk mengantisipasi upaya pencurian identitas terkait pajak.

Permintaan ini terus disampaikan, terlebih saat ini tengah memasuki masa pelaporan pajak. Untuk itu, Internal Revenue Services (IRS) menjabarkan tanda yang mengindikasikan terjadinya pencurian identitas selama proses pelaporan pajak penghasilan.

“Pengusaha yang mengalami salah satu dari situasi yang dijabarkan harus waspada terhadap potensi pencurian identitas dan diimbau segera menghubungi IRS,” demikian kutipan pernyataan IRS, Selasa (14/1/2020)

Secara lebih terperinci, IRS menyebut terdapat 4 indikasi yang menunjukkan terjadinya upaya pencurian data. Pertama, permintaan ekstensi file ditolak karena nomor identifikasi pemberi kerja atau nomor jaminan sosialnya pada SPT sudah termuat dalam file.

Kedua, laporan e-SPT ditolak karena ada duplikat nomor identifikasi pekerja atau nomor jaminan sosial dengan file yang ada di IRS. Ketiga, transkrip atau pemberitahuan IRS diterima secara tak terduga dan tidak sesuai dengan permintaan yang diajukan. Keempat, korespondensi rutin dari IRS tidak diterima.

Lebih lanjut, IRS menjelaskan wajib pajak seringkali tidak mendapati dirinya tengah menjadi korban pencurian identitas. Umumnya mereka baru sadar saat mencoba untuk mengirimkan SPT, tetapi ditolak IRS karena nomor identifikasi pekerja atau nomor jaminan sosial telah digunakan.

Pasalnya, sistem IRS hanya akan menerima satu identitas yang unik. IRS menekankan apabila wajib pajak tidak menerima korespondensi dari IRS, ada kemungkinan penjahat siber telah mengakses informasi di sistem pajak dan mengubah alamat email dari wajib pajak.

Lembaga pemerintah sebenarnya terus berupaya untuk untuk memerangi pencurian identitas terkait pajak. Namun, para penjahat siber ini terus berevolusi dalam metode yang digunakan. Para penjahat siber ini juga sering selangkah lebih maju dari IRS dan mitra penegak hukum.

Lebih lanjut, IRS menjelaskan para pencuri identitas dalam beberapa tahun terakhir telah menipu menggunakan email phishing. Metode ini digunakan untuk mengakses komputer kantor dari jarak jauh, mengisi formulir SPT 1040 yang tertunda, serta mengubah informasi setoran elektronik dan e-SPT.

Phishing terjadi ketika penjahat bertindak sebagai entitas yang dikenal atau dapat dipercaya. Cara ini biasanya dilakukan melalui email atau situs web palsu. Para pencuri identitas ini kemudian berupaya untuk mendapatkan informasi sensitif melalui tautan yang dilampirkan pada email atau web palsu.

“Selalu waspada terhadap penipuan phishing, bahkan jika email tersebut tampak berasal dari kolega atau klien. Jika bahasanya terdengar agak aneh atau jika permintaan tampak tidak biasa, hubungi pengirim melalui telepon untuk memverifikasi daripada membuka lampiran,” ungkap IRS, seperti dilansir cda.org.

Selain itu, wajib pajak dapat mempelajari lebih lanjut tentang perlindungan dari pencurian identitas dalam panduan IRS. IRS juga memiliki video pendek tentang cara menghindari email phising di kanal YouTube-nya. Kemudian, bagi wajib pajak yang memerlukan bantuan tentang pencurian identitas juga dapat menghubungi IRS. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.