Ilustrasi. (DDTCNews)
MATARAM, DDTCNews—Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Nusa Tenggara Barat mencatat realisasi penerimaan pajak daerah sepanjang semester I/2020 ini tidak sesuai dengan ekspektasi, terutama pajak kendaraan bermotor.
Kepala Bappenda NTB Iswandi mengatakan kinerja andalan penerimaan daerah dari jenis pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) pada semester I/2020 masih di bawah 50% dari target.
"Pandemi virus Corona atau Covid-19 ini paling berdampak terhadap realisasi pajak daerah terutama PKB dan BBN-KB yang saat ini masih di bawah 50% dari target," katanya dikutip Rabu (12/8/2020).
Menurut Iswandi, realisasi penerimaan pajak PKB paruh pertama tahun ini mencapai Rp196 miliar atau 44,1% dari target. Begitu juga dengan setoran BBN-KB yang baru mencapai Rp146 miliar atau 41,8% dari target.
Tren penurunan setoran PKB mulai terjadi sejak kuartal I/2020. Pada Januari, setoran PKB mencapai Rp40,6 miliar. Pada bulan-bulan selanjutnya, turun menjadi Rp35,9 miliar dan Rp34,8 miliar. Pada April 2020, setoran hanya Rp24,7 miliar.
Insentif PKB yang diluncurkan pemprov pada April hingga Juli 2020 memberikan dampak positif pada peningkatan setoran PKB bulanan. Penerimaan naik menjadi Rp28 miliar pada Mei 2020 dan menjadi Rp32,2 miliar pada Juni 2020.
Sementara itu, realisasi pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) mencapai Rp124 miliar atau 49% dari target. Lalu, setoran pajak air permukaan mencapai Rp621 juta atau 62% dari target.
Selanjutnya, realisasi penerimaan pajak rokok mencapai Rp125 miliar atau 38,6% dari target sebesar Rp325,5 miliar. Namun, setoran pajak rokok naik signifikan pada Juli menjadi Rp215 miliar atau 66% dari target.
Secara akumulasi, realisasi pendapatan asli daerah dan dana transfer pemerintah pusat pada semester I/2020 mencapai Rp2,6 triliun atau 52,2% dari target pendapatan asli daerah tahun ini sebesar Rp5,07 triliun.
“Kesimpulannya sampai semester pertama, realisasi pendapatan daerah masih relatif baik. Hanya terdampak pada sumber penerimaan PKB dan BBNKB,” tutur Iswandi dilansir Suara NTB. (rig)