Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat pendapatan negara pada semester I/2023 senilai Rp1.407,9 triliun setara 57,2% dari target. Kinerja pendapatan negara tersebut juga tumbuh 5,4%.
Ketua Banggar DPR Said Abdullah mengatakan kinerja pendapatan negara masih positif meski dihadapkan pada tantangan penurunan harga komoditas. Meski demikian, tren moderasi harga komoditas tetap perlu diwaspadai.
"Menurunnya harga komoditas global mampu dikelola cukup baik oleh pemerintah sehingga pendapatan negara terjaga dengan baik," katanya saat rapat bersama pemerintah, dikutip pada Selasa (11/7/2023).
Said mengatakan pendapatan negara pada semester I/2023 utamanya ditopang oleh penerimaan perpajakan. Penerimaan perpajakan tercatat senilai Rp1.105,6 triliun atau telah mencapai 54,7% dari target. Penerimaan pajak juga tumbuh 5,4%.
Penerimaan perpajakan tersebut terdiri atas pajak Rp970,2 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp135,4 triliun. Penerimaan pajak mampu tumbuh 9,9%, sedangkan kepabeanan dan cukai masih terkontraksi 18,8%.
Menurutnya, Banggar mengapresiasi penerimaan perpajakan yang secara umum masih menggambarkan kinerja positif.
"Di tengah gempuran isu miring terkait perpajakan, pemerintah masih bisa mempertahankan kinerja penerimaan perpajakan," ujarnya.
Sementara itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp302,1 triliun atau tumbuh 5,5%. Penerimaan PNBP tetap positif karena kinerja komoditas nonmigas tumbuh mencapai 94,7%.
Secara keseluruhan, APBN mencatatkan surplus senilai Rp152,3 triliun pada semester I/2023 atau setara 0,71% terhadap produk domestik bruto (PDB). Surplus ini terjadi karena realisasi pendapatan negara tercatat Rp1.407,9 triliun, sedangkan belanja negara tercatat senilai Rp1.255,7 triliun.
Said berharap surplus APBN ini dapat menekan kebutuhan pembiayaan yang bersumber dari SBN maupun pinjaman. Alasannya, isu utang kerap menjadi perdebatan, terlebih saat memasuki tahun politik. (sap)