AMERIKA SERIKAT

AS Didesak Cabut Kredit Pajak Atas Perusahaan yang Beroperasi di Rusia

Muhamad Wildan
Senin, 14 Maret 2022 | 16.30 WIB
AS Didesak Cabut Kredit Pajak Atas Perusahaan yang Beroperasi di Rusia

Seorang aktivis dari kelompok hak asasi perempuan Femen melakukan aksi protes di depan Kedutaan AS menuntut diplomat Amerika untuk meninggalkan kota di Kyiv, Ukraina, Selasa (15/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas/AWW/djo

 WASHINGTON D.C., DDTCNews - Senator AS mengusulkan kepada pemerintah untuk mencabut kredit pajak yang selama ini diklaim oleh perusahaan AS yang beroperasi di Rusia atau Belarusia.

Ketua Komite Keuangan Senat AS Ron Wyden mengatakan langkah ini akan meningkatkan penerimaan pajak dari perusahaan yang selama ini mengeklaim kredit pajak atas pajak yang dibayarkan di Rusia atau Belarusia.

"Bila perusahaan memilih untuk terus membayar pajak kepada Rusia, mereka perlu melakukannya tanpa bantuan sepeserpun dari para pembayar pajak AS," ujar Wyden seperti dilansir politico.com, dikutip Senin (14/3/2022).

Untuk diketahui, banyak perusahaan yang memutuskan untuk menghentikan operasi usahanya di Rusia sejak dimulainya invasi ke wilayah Ukraina pada bulan lalu.

Berdasarkan catatan Yale School of Management, setidaknya sudah terdapat kurang lebih 350 perusahaan yang menyatakan menghentikan ataupun membekukan kegiatan usahanya di Rusia.

Meski demikian, masih terdapat beberapa perusahaan yang tetap menjalankan kegiatan usahanya di Rusia, beberapa di antaranya adalah Amwat, Bosch, Citi, Cloudflare, Pirelli, hingga Subway.

"Tujuan dari publikasi daftar ini adalah agar perusahaan turut membantu pemerintah dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia," ujar Jeffrey Sonnenfeld, profesor dari Yale University.

Berkaca pada tahun 1980-an, terdapat lebih dari 200 perusahaan multinasional yang menghentikan operasinya di Afrika Selatan sebagai bentuk protes atas apartheid di negara tersebut.

Sonnenfeld mengatakan apartheid di Afrika Selatan dapat dihapuskan berkat sanksi ekonomi yang dibantu oleh peran aktif korporasi multinasional dalam mendukung langkah tersebut. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.