JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Agustus 2016 terjadi deflasi 0,02% setelah bulan sebelumnya atau Juli 2016 mengalami inflasi 0,69%. Dengan begitu, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Agustus 2016) mencapai 1,74%.
Kepala BPS Suryamin menyatakan deflasi itu terjadi lantaran penurunan harga yang ditunjukkan turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, seperti bahan makanan 0,68%, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,02%.
“Sedangkan, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi di antaranya: kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,41%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,41%;, kelompok sandang 0,4%; kelompok kesehatan 0,39%; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 1,18%,” ujarnya, Kamis (1/9) seperti dilansir laman Sekretariat Kabinet.
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga di antaranya, tarif angkutan antar kota, tarif angkutan udara, ayam ras, wortel, tomat, sayur, jeruk, bawang merah, beras, daging sapi, bayam, apel, dan tarif pulsa telepon.
Sementara, komoditas yang mengalami kenaikan harga meliputi, tarif listrik, cabai merah, uang sekolah SMP, uang sekolah SMA, tarif kontrak rumah, emas, perhiasan, uang sekolah SD, mie, nasi dengan lauk, dan uang kuliah di perguruan tinggi.
Suryamin juga menjelaskan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir/agen pada Agustus 2016 naik 0,36% dari bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 2,76%.
IHPB bahan bangunan/konstruksi di bulan Agustus 2016 naik 0,13% dari bulan sebelumnya akibat kenaikan harga komoditas batu hias dan batu bangunan sebesar 1,49%, tanah urug 1%, pasir 0,81%, batu bata 0,48% dan kloset, wastafel dan sejenisnya 0,43%. (Amu)