AUSTRALIA

Wah, Setoran PPN E-Commerce Diproyeksi Capai 300%

Redaksi DDTCNews | Rabu, 27 Maret 2019 | 16:42 WIB
Wah, Setoran PPN E-Commerce Diproyeksi Capai 300%

Ilustrasi. 

CANBERRA, DDTCNews – Pajak baru Australia yang membidik e-commerce raksasa seperti Amazon dan eBay akan menghasilkan penerimaan 300% di atas dari proyeksi awal pemerintah.

Otoritas pajak Australia (The Australian Taxation Office/ATO) mengaku telah mengumpulkan A$81 juta pada kuartal pertama penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) 'barang impor bernilai rendah'. Dalam skema ini, pengecer luar negeri wajib mengumpulkan PPN pada semua produk di bawah AS$1.000.

Deputi Komisioner ATO Tim Dyce mengatakan jika kuartal berikutnya dapat mengimbangi, penerimaan dalam setahun penuh bisa di atas A$ 200 juta. Angka ini hampir 300% dari proyeksi awal pemerintah senilai A$70 juta. Dia pun mengaku terkejut karena semua pengecer patuh.

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Negara Mitra

“Semua platform utama telah terdaftar dan kami memiliki sejumlah kecil akan ditindaklanjuti. Mereka mungkin tidak menyukainya, tetapi mereka mematuhinya,” ujarnya, seperti dikutip pada Rabu (27/3/2019).

Pajak belanja online ini sejatinya sudah diusulkan beberapa tahun sebelumnya. Pelaku usaha kecil di Australia juga telah lama memperjuangkan. Perjuangan itu terjadi karena pemain lokal telah diminta untuk mengumpulkan PPN pada semua penjualan, sedangkan e-commerce tidak diharuskan.

Saat diterapkan pertama kali, banyak pihak yang menyoroti sisi kepatuhan pelaku usaha. Namun, setelah implementasi, terlihat beberapa brand global telah mengambil pendekatan yang berbeda untuk memberitahu pelanggan terkait pungutan PPN.

Baca Juga:
World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

ATO juga memperbarui kebijakan yang disebut 'pajak Netflix'. Skema ini memberlakukan PPN untuk layanan digital dari penjual di luar negeri seperti Netflix. Pemberlakuan kebijakan ini telah menghasilkan penerimaan A$272 juta di tahun pertama atau 180% di atas estimasi awal pemerintah.

“Di kedua langkah itu, kami sudah memiliki 1500 pendaftaran,” kata Dyce, seperti dilansir Sydney Morning Herald.

Saat ini, ATO tengah menindaklanjuti sekitar 20 merek global untuk skema 'barang bernilai rendah'. Meskipun demikian, dia percaya hanya ada sedikit perusahaan yang tidak mengumpulkan PPN seharusnya. ATO juga akan mengidentifikasi potensi pendaftaran merek-merek baru. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 24 April 2024 | 09:03 WIB KURS PAJAK 24 APRIL 2024 - 30 APRIL 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB HARI BUKU SEDUNIA

World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Senin, 22 April 2024 | 18:21 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Koreksi DPP PPN atas Jasa Keagenan Kapal

Senin, 22 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Langganan Platform Streaming Film, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

BERITA PILIHAN
Rabu, 24 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS CUKAI

Ketentuan Kewajiban Menyelenggarakan Pembukuan di Bidang Cukai

Rabu, 24 April 2024 | 09:30 WIB KEANGGOTAAN OECD

Ingin Jadi Anggota OECD, Jokowi Bentuk Timnas

Rabu, 24 April 2024 | 09:03 WIB KURS PAJAK 24 APRIL 2024 - 30 APRIL 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Rabu, 24 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Sedang Uji Coba, Ini Manfaat Modul Vehicle Declaration dalam CEISA 4.0

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

DJP Bakal Tunjuk Wajib Pajak, Uji Coba Kesiapan Coretax System

Selasa, 23 April 2024 | 17:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat Kode Billing atas Pemotongan PPh Final UMKM