Ilustrasi.
CANBERRA, DDTCNews – Pajak baru Australia yang membidik e-commerce raksasa seperti Amazon dan eBay akan menghasilkan penerimaan 300% di atas dari proyeksi awal pemerintah.
Otoritas pajak Australia (The Australian Taxation Office/ATO) mengaku telah mengumpulkan A$81 juta pada kuartal pertama penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) 'barang impor bernilai rendah'. Dalam skema ini, pengecer luar negeri wajib mengumpulkan PPN pada semua produk di bawah AS$1.000.
Deputi Komisioner ATO Tim Dyce mengatakan jika kuartal berikutnya dapat mengimbangi, penerimaan dalam setahun penuh bisa di atas A$ 200 juta. Angka ini hampir 300% dari proyeksi awal pemerintah senilai A$70 juta. Dia pun mengaku terkejut karena semua pengecer patuh.
“Semua platform utama telah terdaftar dan kami memiliki sejumlah kecil akan ditindaklanjuti. Mereka mungkin tidak menyukainya, tetapi mereka mematuhinya,” ujarnya, seperti dikutip pada Rabu (27/3/2019).
Pajak belanja online ini sejatinya sudah diusulkan beberapa tahun sebelumnya. Pelaku usaha kecil di Australia juga telah lama memperjuangkan. Perjuangan itu terjadi karena pemain lokal telah diminta untuk mengumpulkan PPN pada semua penjualan, sedangkan e-commerce tidak diharuskan.
Saat diterapkan pertama kali, banyak pihak yang menyoroti sisi kepatuhan pelaku usaha. Namun, setelah implementasi, terlihat beberapa brand global telah mengambil pendekatan yang berbeda untuk memberitahu pelanggan terkait pungutan PPN.
ATO juga memperbarui kebijakan yang disebut 'pajak Netflix'. Skema ini memberlakukan PPN untuk layanan digital dari penjual di luar negeri seperti Netflix. Pemberlakuan kebijakan ini telah menghasilkan penerimaan A$272 juta di tahun pertama atau 180% di atas estimasi awal pemerintah.
“Di kedua langkah itu, kami sudah memiliki 1500 pendaftaran,” kata Dyce, seperti dilansir Sydney Morning Herald.
Saat ini, ATO tengah menindaklanjuti sekitar 20 merek global untuk skema 'barang bernilai rendah'. Meskipun demikian, dia percaya hanya ada sedikit perusahaan yang tidak mengumpulkan PPN seharusnya. ATO juga akan mengidentifikasi potensi pendaftaran merek-merek baru. (kaw)