PENERIMAAN PAJAK

Tanpa Strategi Khusus, Ini Cara Pemerintah Kejar Target Pajak

Redaksi DDTCNews
Rabu, 01 November 2017 | 13.35 WIB
Tanpa Strategi Khusus, Ini Cara Pemerintah Kejar Target Pajak

JAKARTA, DDTCNews – Hingga saat ini pemerintah tidak memiliki strategi khusus untuk mengejar sisa target penerimaan pajak sebesar Rp500 triliun dari target Rp1.283,6 triliun dalam APBNP 2017.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pengumpulan penerimaan pajak harus menggunakan data yang konkret, serta harus menjaga kondisi masyarakat dari keresahan yang dimungkinkan timbul akibat kejar setoran pajak.

“Jadi tidak ada strategi khusus untuk mengumpulkan sisa target penerimaan pajak, kami tetap mengumpulkan basis data yang bisa dibagikan kepada seluruh KPP. KPP pun harus tetap bekerja keras tanpa menimbulkan keresahan masyarakat dari dampak pengumpulan sisa target pajak,” ujarnya di Kantor Pusat Ditjen Pajak Jakarta, Selasa (31/10).

Dia merasa optimis keresahan masyarakat bisa terhindarkan jika otoritas pajak memiliki basis data yang konkret untuk dibuktikan kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak bisa memahami kewajiban untuk membantu meningkatkan penerimaan pajak.

Kemudian Mantan Direktur Bank Dunia tersebut pun ingin otoritas pajak melakukan pendekatan kepada masyarakat secara profesional guna menggugah keinginan wajib pajak agar semakin patuh terhadap peraturan pajak yang berlaku, sekaligus semakin meminimalisir keresahan.

Di samping itu, dia menegaskan realisasi penerimaan pajak sejauh ini sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Peningkatan penghitungan itu berdasarkan realisasi tahun lalu tanpa diakumulasi dengan program pengampunan pajak.

Hal itu pun dinyatakan oleh Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Humas Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama yang menjabarkan minusnya penerimaan pajak saat ini dibanding tahun sebelumnya karena adanya penerimaan program pengampunan pajak/

“Kalau program tax amnesty itu dihilangkan, sebetulnya realisasi penerimaan pajak saat ini sudah tumbuh sekitar 10%. Jadi kalau dibandingkan dengan tahun lalu yang ada program itu, maka terlihat minus pertumbuhannya saat ini,” tutur Hestu.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.