EKONOMI INDONESIA

Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2017 Capai 5,05%

Redaksi DDTCNews
Rabu, 03 Januari 2018 | 10.01 WIB
Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2017 Capai 5,05%

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah memprediksi perekonomian nasional sepanjang tahun 2017 tumbuh 5,05% yang didorong oleh stabilitas pertumbuhan konsumsi dalam negeri, peningkatan investasi dan ekspor. Hal itu dinilai sebagai bentuk perbaikan yang telah dilakukan sejak dua tahun belakangan ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan ada beberapa aspek utama yang mendorong prediksi perekonomian nasional sepanjang tahun 2017 mencapai 5,05%, salah satunya seperti perbaikan kondisi perekonomian global, khususnya pada negara maju mitra dagang utama Indonesia.

“Perbaikan perekonomian negara maju mitra dagang utama mampu mendorong peningkatan aktivitas perdagangan Indonesia. Hal ini berkontribusi positif terhadap kinerja bea masuk dan bea keluar. Beberapa kebijakan yang telah diterbitkan juga menjadi dasar prediksi pertumbuhan ekonomi nasional 2017,” ujarnya di Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa (2/1).

Dia pun menjelaskan aspek selanjutnya yang mendasari prediksi pemerintah yaitu pada bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas harga, perbaikan tata niaga komoditas pangan dan koordinasi kebijakan antara pemerintah, Bank Indonesia dan sektor riil yang membantu menciptakana inflasi terkendali.

Menurutnya angka inflasi yang terkendali akan membuat daya beli masyarakat yang tetap terjaga pada tahun 2017. Mengingat, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi per Desember 2017 mencapai 0,71% dengan andil terbesar disebabkan oleh kelompok bahan makanan, lalu disusul oleh kelompok transportasi, makanan jadi, perumahan, sandang dan kesehatan.

Sri Mulyani menyatakan penguatan kebijakan pengelolaan ekonomi dan fiskal juga dinilai memberikan dorongan pada penguatan iklim investasi di Indonesia serta menggenjot kepercayaan global terhadap perekonomian Indonesia.

“Hal ini mendorong penurunan tingkat suku bunga SPN dan stabilitas nilai tukar mendekati besaran asumsi APBNP tahun 2017,” paparnya.

Sementara itu dinamika ekonomi dan politik global juga telah mendorong kenaikan harga minyak dunia yang juga mempengaruhi pergerakan harga ICP atau minyak mentah sepanjang tahun 2017. Sementara lifting minyak dan gas diperkirakan juga sedikit di bawah dari angka yang dipatok dalam APBNP 2017.

“Kenaikan harga minyak memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan penerimaan PPh Migas dan PNBP. Tapi, kami terus memantau dampak kenaikan ini terhadap besaran subsidi energi di dalam APBNP 2017 guna menjaga kesehatan instrumen itu,” tuturnya. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.