JAKARTA, DDTCNews – Setelah British Exit atau dikenal dengan istilah Brexit, kini muncul istilah Grexit atau Greece Exit. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai Yunani akan sulit bertahan di Uni Eropa dengan rasio utang yang menembus 200% dan defisit anggaran sebesar 4,2%.
Dia menyatakan banyak negara di Eropa yang menjadi penentu ekonomi seperti Yunani, Jerman, Belanda, dan Prancis. Menurutnya perekonomian Yunani justru yang akan menjadi perhatian dunia dalam beberapa waktu ke depan.
"Tiga bulan ke depan tidak mengagetkan soal perdebatan kondisi ekonomi Yunani akan mengambil alih dunia. Kondisi perekonomian Yunani akan turut menyumbang ketidakpastian global setelah Brexit," ujarnya di Jakarta, Senin (20/2).
Kondisi Yunani tentunya diperburuk dengan masa pemilu di negara-negara kawasan Eropa yang biasanya membantu seperti Jerman, Belanda dan Prancis. Menurutnya ketiga negara tersebut tidak memiliki ruang yang cukup bebas, mengingat timbulnya sentimen yang kerap terjadi pada saat menjelang pemilu.
Karena itu, ketidakpastian tersebut diproyeksikannya akan terjadi pada bulan Juni hingga Juli 2017. Banyak negara di dunia yang memperoleh tantangan untuk bisa mempertahankan harga komoditas, sehingga harus bisa semakin meningkatkan kondisi perekonomian di negaranya.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami pertumbuhan positif dengan berada pada level 5%-6% meskipun perekonomian global tengah mengalami perlambatan. Sri menilai pencapaian Indonesia tidaklah buruk di tengah anjloknya perekonomian global.
"Perekonomian nasional tidak buruk. Sesudah 2010 ekonomi dunia melemah, Indonesia ada pelemahan tapi masih dalam level 6% dan 5%, sebenarnya paling rendah tahun 2015 lalu karena tren ekonomi dunia turun," pungkasnya. (Amu)