AUSTRALIA

Miliarder Ini Ingin Plastik Dipajaki

Redaksi DDTCNews
Selasa, 02 April 2019 | 16.07 WIB
Miliarder Ini Ingin Plastik Dipajaki

Andrew Forrest. (foto: abc.net)

CANBERRA, DDTCNews – Seorang miliarder Australia mengusulkan pajak pada plastik untuk mengatasi gelombang pasang sampah di pantai. Dia telah berkeliling dunia untuk menekan pemerintah masing-masing negara agar menerapkan pajak pada plastik.

Dia adalah Andrew Twiggy Forest. Miliarder pertambangan ini telah menyisihkan 77 juta pound sterling (Rp1,43 triliun) untuk membersihkan lautan dari sampah plastik. Menurutnya, penerapan pajak atau cukai pada plastik akan memberi nilai ekonomi pada barang tersebut sehingga akan timbul pertimbangan sebelum dibuang.

“Langkah ini akan membersihkan lingkungan dan menciptakan jutaan pekerjaan di negara-negara yang paling terpukul dengan keadaan peningkatan jumlah bahan sintetis yang menumpuk di sungai, laut dan tempat lain,” katanya, seperti dikutip pada Selasa (2/4/2019).

Sepanjang pengalamannya pergi ke berbagai negara, dia mencatat banyak sekali orang yang tidak punya pilihan untuk membuang plastik sembarangan. Hal ini disebabkan karena plastik sama sekali tidak berharga, terlebih tidak ada fasilitas pengumpulan sampah dan daur ulang.

Plastik merupakan bahan yang luar biasa karena mampu bertahan sangat kuat dalam durasi yang cukup lama. Namun, dia ingin nilai ekonomi plastik diiubah sehingga lingkungan lebih terjaga dari potensi kerusakan yang cukup krusial.

“Di seluruh dunia, setiap orang memperdagangkan kembali aluminium, baja, kaca, atau besi yang didaur ulang. Namun, plastik yang hidup lebih lama dari semua itu justru bisa dibuang. Kita perlu mengubah nilai dasar plastik,” paparnya.

Forest melihat produksi plastik dan sampah plastik tercatat sebanyak 12 juta ton di seluruh dunia setiap tahunnya. Perusahaan pembuat plastik tersebut harus dan mungkin akan menerima tagihan pajak atas pencemaran tersebut.

“Pajak akan dibayar oleh pemilik merek. Itu adalah barang-barang mereka yang mengotori planet ini. Mereka senang membeli semua polimer di dunia karena hampir gratis dan membungkus produk mereka di dalamnya serta mengirimkannya ke tempat yang tidak berharga dan berakhir sebagai sampah,” tuturnya seperti dilansir Scotsman.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.