IRLANDIA

Menkeu Minta Uni Eropa Tetap Upayakan Solusi Global Pajak Digital

Redaksi DDTCNews
Kamis, 02 Juli 2020 | 15.18 WIB
Menkeu Minta Uni Eropa Tetap Upayakan Solusi Global Pajak Digital

Menteri Keuangan Paschal Donohoe (foto: Dara Mac Dónaill/irish times)

DUBLIN, DDTCNews—Proses perumusan konsensus global berada di ujung tanduk saat Amerika Serikat (AS) secara sepihak enggan melanjutkan pembahasan kebijakan pajak untuk ekonomi digital.

Menteri Keuangan Irlandia Pascal Donohoe mengatakan opsi kesepakatan internasional jauh lebih baik ketimbang aksi unilateral dalam memajaki korporasi digital. Untuk itu, ia berharap Uni Eropa tetap mengupayakan perumusan solusi global.

"Kita harus melihat proses yang dilakukan OECD saat ini sebagai jeda sementara. Saya percaya OECD menawarkan prospek kemajuan dalam masalah pajak ini tanpa menambah masalah dalam perdagangan internasional," katanya dikutip Kamis (2/7/2020).

Donohoe mengingatkan setiap aksi unilateral berisiko memicu ketegangan perdagangan internasional khususnya dengan AS. Untuk itu, Uni Eropa diharapkan tetap membuka pembahasan konsensus global tersebut.

Kekhawatiran Donohoe juga bukan tanpa alasan. AS selama ini kerap mengancam akan melakukan aksi balasan apabila aksi unilateral dalam memajaki perusahaan digital tetap direalisasikan oleh negara Uni Eropa.

Di samping itu, kesepakatan global atas pajak digital juga penting bagi Irlandia. Pasalnya, rezim pajak perusahaan di Irlandia yang kompetitif menjadi salah satu instrumen penting bagi negaranya untuk pulih dari krisis keuangan.

Oleh karena itu, kepentingan Irlandia juga harus diakomodasi sebagai bagian dari anggota Uni Eropa. Meski begitu, hal ini akan sulit diterapkan apabila terjadi aksi unilateral atau kebijakan pajak yang berbeda antarnegara.

"Setiap negara memang punya pandangan yang berbeda terkait kebijakan pajak sehingga tak mengherankan pajak menjadi salah satu topik sensitif dalam agenda Eropa," tutur Donohoe dilansir dari Financial Times.

Dia juga menilai isu pajak sebenarnya bukan ancaman utama dari perekonomian kawasan. Menurutnya, hal yang harus dikhawatirkan saat ini adalah dampak pandemi Covid-19 dan pelaksanaan Brexit yang bakal direalisasikan pada semester II/2020. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.