BANDUNG, DDTCNews – Prospek karier di dunia pajak akan makin dinamis karena pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI).
Dalam Tax Career 2021, Partner of Tax Research and Training Services DDTC B. Bawono Kristiaji mengatakan pergerakan TI membuat kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan juga terus mengalami perubahan.
“Kondisi itu membuat prospek karier di dunia pajak makin dinamis karena adanya perkembangan TI di sistem administrasi pajak kita. Selain itu, model bisnis makin terdigitalisasi,” ujarnya, Sabtu (29/5/2021).
Selain perkembangan TI, ada faktor pajak sebagai multidisplin ilmu. Hal tersebut membuat jenis pekerjaan yang berhubungan dengan pajak makin beragam. Tidak hanya konsultan, ada pula peneliti, pengajar, jurnalis, hingga taxologist.
Bawono mengatakan sebagai institusi pajak berbasis riset, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang menetapkan standar tinggi dan berkelanjutan, DDTC juga mengembangkan ekosistem pajak yang sehat dengan berbagai profesi tersebut.
Dia menjabarkan adanya konsultan dan kuasa wajib pajak pada DDTC Consulting, pengajar DDTC Academy, jurnalis DDTCNews, dan taxologist pada bagian digital transformation. Beragamnya profesi tersebut sangat dibutuhkan untuk mewujudkan visi dan misi DDTC.
Dalam acara yang digelar Himpunan Mahasiswa Akuntansi Pajak Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) tersebut, Bawono menggarisbawahi prospek karier di dunia pajak akan berkaitan dengan keahlian berpikir analitis, interpretatif, dan kreatif.
Pasalnya, kebutuhan SDM itu tetap tidak bisa dilepaskan dari dinamisnya dunia pajak itu sendiri. Pengetahuan yang dimiliki profesional di bidang pajak pada saat ini kemungkinan sudah tidak lagi relevan pada masa depan.
Untuk meningkatkan keahlian berpikir tersebut, sambung Bawono, para profesional yang ada di bidang pajak harus memiliki kemauan membaca secara konsisten. Selain itu, mereka harus selalu update dengan perkembangan terkini dan mampu menuangkan ide secara lisan dan tertulis.
Sebagai bentuk dukungan terhadap budaya membaca, DDTC telah menyediakan DDTC Library yang juga terbuka untuk umum. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian para profesionalnya, DDTC juga menyediakan Human Resource Program Development (HRDP).
Sebagai informasi, HRDP merupakan program yang diberikan DDTC kepada para profesionalnya untuk mengikuti berbagai pelatihan, kursus, hingga studi lanjut S2 di berbagai instansi maupun universitas ternama di dalam maupun luar negeri.
Bawono melanjutkan prospek profesi dan tuntutan kualifikasi SDM tentunya perlu respons dari sisi kurikulum pendidikan. Dengan demikian, diharapkan akan ada banyak lulusan yang memiliki kompetensi memadai dan sesuai dengan perubahan lanskap pajak global maupun domestik.
Redesain kurikulum pendidikan pajak, menurutnya, juga diperlukan untuk melihat skema pemajakan yang ideal dalam era digitalisasi. Kurikulum pendidikan yang hanya berfokus pada cara-cara konvensional sudah tidak cocok.
Dalam redesain kurikulum pendidikan pajak, sambungnya, perlu pemahaman pajak melalui pendekatan baru. Pertama, pendekatan pajak sebagai multidisiplin ilmu. Kedua, pendekatan studi perbandingan atau komparatif. Ketiga, pendekatan dengan kasus-kasus pajak yang terjadi.
“Jangan sampai kita tidak bisa mengambil peluang dari prospek karier yang sebenarnya sudah bisa kita prediksi saat ini,” imbuh Bawono.
Sebagai informasi, selain Bawono, hadir pula Talent Development Coach Talk to Coach Rastrianez sebagai narasumber, Tax Management and Insurance PT Pupuk Indonesia Alamsyah Yahya Nugraha hadir sebagai moderator, dan Ketua Program Studi Sarjana Terapan Akuntansi Perpajakan Muhammad Dahlan yang juga membuka jalannya acara serta memberikan penyerahan plakat secara simbolis kepada para narasumber. (kaw)