Mantan Presiden AS Donald Trump memberi isyarat saat berbicara kepada para pendukungnya selama Reli Save America di Sarasota Fairgrounds di Sarasota, Florida, AS, Sabtu (3/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Octavio Jones/AWW/sa.
WASHINGTON DC, DDTCNews – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengajukan gugatan kepada The New York Times, utamanya sejumlah reporter yang bekerja di sana. Gugatan juga dilayangkan kepada Mary Trump, keponakan sang mantan presiden, yang menjadi sumber informasi bagi The New York Times.Â
Gugatan ini diajukan karena media massa besar tersebut mengakses puluhan ribu halaman dokumen pajak milik Trump. Dokumen ini digunakan untuk menyelidiki aktivitas keuangan Trump selama ini. Hasil investigasi jurnalistik tersebut akhirnya dituangkan ke dalam sebuah artikel yang berhasil memenangkan Pulitzer Prize.Â
"Cakupan yang dimiliki The Times terkait pajak Donald Trump sangat membantu untuk menginformasikan warga tentang seseorang yang mengesampingkan kepentingan publik,"Â kata juru bicara Danielle Rhoades-Ha, dikutip oleh NPR Kamis, (23/9/2021).
Trump menuding mantan reporter The Times melanggar hukum dalam penyusunan artikel investigasi. Reporter Suzanne Craig dianggap telah mendesak Mary Trump untuk melanggar perjanjian hukum terkait dengan kerahasiaan dokumen pajak Trump.
Pengacara Donald Trump juga mengklaim bahwa reporter Suzanne dan reporter lain mendesak pencarian dokumen keuangan Trump ketika masih menjabat sebagai presiden.
Perlu diketahui pula bahwa ini merupakan kali pertama Trump melakukan tuntutan di bawah namanya sendiri. Tahun lalu, Trump pun telah melakukan tuntutan pada The Times. Namun tuntutan tersebut ditolak tahun ini.
Sementara itu, kuasa hukum Mary Trump yakni Theodore Boutrous, menganggap bahwa tindakan yang diambil Trump sangat sembrono. Menurutnya, tuntutan tersebut menyerang pernyataan jujur dan keterbukaan informasi kepada publik.
Mary Trump bahkan mengatakan bahwa Donald Trump adalah seorang pecundang. Mary mengakui kerja samanya dengan reporter The Times dengan memberikan sejumlah dokumen yang diminta. Selain itu, Mary juga menjadi sumber utama buku ‘Too Much And Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man.’ (sap)