LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Dituding Tak Transparan oleh ICW, Ini Klarifikasi Sri Mulyani

Redaksi DDTCNews | Senin, 26 Februari 2018 | 14:42 WIB
Dituding Tak Transparan oleh ICW, Ini Klarifikasi Sri Mulyani

JAKARTA, DDTCNews – Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis data anggaran kementerian atau lembaga negara yang tidak diumumkan kepada publik pada tahun 2017 mencapai angka Rp86 triliun. Kementerian Keuangan salah satu lembaga yang disebut tidak transparan dalam penggunaan anggarannya.

Hal tersebut tampaknya membuat gusar Sri Mulyani Indrawati. Menurutnya urusan transparansi adalah hal yang sensitif dan krusial sehingga diperlukan pelurusan data dengan ICW.

"Buat saya ini adalah reputasi yang sensitif keluar dari ICW mengatakan bahwa kementerian keuangan tidak transparan. Bahkan ada Rp18 triliun pengadaan yang tidak dilakukan melalui program yang transparan," katanya di Kementerian Keuangan, Senin (26/2).

Baca Juga:
Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

Oleh karena itu, untuk meluruskan duduk perkara maka mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menginstruksikan jajarannya untuk menemui ICW. Pasalnya, data yang dirilis tidak sesuai dengan pagu anggaran Kemenkeu.

Seperti yang diketahui, Kemenkeu dinilai tidak transparan dalam pengelolaan anggaran belanja barang dan jasa yang nilainya mencapai Rp18 triliun. Padahal menurut klaim Sri Mulyani tidak mungkin anggaran Kemenkeu untuk belanja barang dan jasa bisa sebesar itu.

"Anggaran di Kementerian Keuangan pada 2017 sebesar Rp27 trilun. Dari anggaran tersebut, Rp17 triliun digunakan untuk belanja pegawai dan sisanya Rp 10 triliun digunakan untuk belanja barang dan jasa," terangnya.

Baca Juga:
Di Forum IMF, Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Tak Ganggu Perekonomian

Lebih lanjut, dari Rp10 triliun belanja barang dan jasa tersebut. Komposisinya Rp1,1 triliun untuk belanja modal. Sementara sisanya Rp4,7 triliun dan dan Rp3,2 triliun diperuntukan bagi belanja barang dan jasa.

"Jadi tidak mungkin ada Rp18 triliun itu. Belanja total barang dan jasa termasuk modal itu Rp10 triliun. Sebagian dari belanja barang juga untuk pembayaran listrik dan air dan perjalanan dinas yang tidak dilakukan procurement seperti yang dibayangkan," tutup Sri Mulyani. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 22 April 2024 | 14:05 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

Senin, 22 April 2024 | 10:25 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Di Forum IMF, Sri Mulyani: Konsolidasi Fiskal Tak Ganggu Perekonomian

Sabtu, 20 April 2024 | 16:30 WIB KEANGGOTAAN FATF

Di FATF, Sri Mulyani Tegaskan Komitmen RI Perangi Kejahatan Keuangan

BERITA PILIHAN
Kamis, 25 April 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Kamis, 25 April 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan e-SKTD untuk Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Kamis, 25 April 2024 | 17:45 WIB DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

Imbauan DJPK Soal Transfer ke Daerah pada Gubernur, Sekda, hingga OPD

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Kamis, 25 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Tak Lagi Temukan Menu Sertel di e-Nofa, Perpanjangan Harus di KPP

Kamis, 25 April 2024 | 15:45 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ingat, Pakai e-Bupot 21/26 Tidak Butuh Installer Lagi Seperti e-SPT