Pemandangan Kota Riyadh, Arab Saudi, menjelang magrib. (Foto: Getty Images/traveler.marriott.com)
TAIPEI, DDTCNews - Arab Saudi menjadi negara Timur Tengah pertama yang mengikat perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) dengan Taiwan. Kedua negara bersepakat untuk menyetujui P3B pada Desember dan akan mulai berlaku pada 1 Januari 2021.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou mengatakan perjanjian ini akan meningkatkan hubungan dagang antara kedua negara serta akan menciptakan perlakuan pajak yang adil bagi pelaku bisnis.
"Seiring dengan usaha Arab Saudi untuk mendiversifikasi ekonomi dan melepaskan diri dari ketergantungan ekspor minyak, Arab Saudi mulai mengadopsi kebijakan yang ramah investasi," ujar Ou dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (11/12/2020).
Melalui P3B, hambatan-hambatan yang selama ini dialami oleh perusahaan privat dan publik dapat diminimalisasi. P3B antara kedua negara juga diharapkan dapat mendorong kerja sama sains, teknologi, dan budaya.
Berdasarkan data per 2019, Arab Saudi tercatat sebagai mitra dagang Taiwan yang terbesar ke-13 dengan nilai perdagangan antara kedua negara mencapai US$8,66 miliar.
Ou mengatakan negosiasi P3B antara kedua negara memakan waktu yang cukup lama dan intens. P3B akhirnya bisa disepakati oleh kedua negara sejalan dengan itikad kedua negara untuk menyepakati P3B.
Selain Arab Saudi yang ingin meningkatkan investasi asing guna mendukung diversifikasi ekonomi, Taiwan juga memiliki kepentingan untuk meningkatkan ekonomi syariah.
Pengembangan ekonomi syariah merupakan salah satu kebijakan jangka panjang yang diusung oleh partai petahana di Taiwan Democratic Progressive Party (DPP) dalam beberapa tahun terakhir. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.