AMERIKA SERIKAT

Reformasi Pajak Trump Diprediksi Dongkrak Ekonomi AS

Redaksi DDTCNews
Kamis, 28 September 2017 | 14.33 WIB
Reformasi Pajak Trump Diprediksi Dongkrak Ekonomi AS

WASHINGTON DC, DDTCNews – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Partai Republik akan mengumumkan rencana reformasi pajak terkait pemangkasan tarif pajak individu, korporasi dan kalangan dunia usaha lainnya.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan jika reformasi pajak yang diusulkan Presiden Trump dapat berjalan efektif, maka diperirakan akan membawa peningkatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS sebesar 1%.

“Pelaksanaan reformasi pajak AS yang tepat itu penting. Pendapatan pemerintah federal dapat bertambah hampir US$3 triliun atau Rp40.152 triliun dalam satu dekade berikutnya,” ujarnya, Rabu (27/9).

Dalam perombakan tersebut, tarif pajak perusahaan akan dipangkas menjadi 20% dari yang berlaku sebelumnya sebesar 35%. Perusahaan-perusahaan juga diizinkan untuk melakukan penghapusan belanja modal selama lima tahun.

Selain itu, dilansir dalam nytimes.com, perusahaan-perusahaan yang meraup laba dari bisnis di luar negeri akan diberikan kebijakan pengampunan pajak satu kali untuk membawa pulang atau merepatriasi perolehan untung mereka. Namun, besarannya masih belum ditentukan, bisa bervariasi tergantung apakah pendapatan tersebut berupa uang tunai atau investasi yang tidak terlalu likuid.

Sementara untuk pajak individu akan dibagi ke dalam tiga lapisan yakni 12%, 25% dan 35%. Angka tersebut lebih rendah dari besaran tarif pajak tertinggi yang berlaku saat ini sebesar 39,6%. Tetapi hal ini masih belum pasti sebab komite pajak akan diberi keleluasaan untuk menambahkan besaran keempat bagi para wajib pajak dengan pendapatan tertinggi.

Pengumuman ini merupakan hasil dari proses panjang selama berbulan-bulan untuk membuat rencana perombakan pajak yang menjadi janji utama dalam kampanye Trump. Secara bersamaan, pengumuman ini juga menjadi tanda dimulainya persaingan brutal antar-anggota parlemen dalam Kongres khususnya yang tidak setuju dengan poin-poin utama rencana ini.

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.