AMERIKA SERIKAT

Tarif PPh Badan Naik, Laba Bank Diprediksi Tergerus Ratusan Triliun

Muhamad Wildan | Senin, 21 September 2020 | 10:49 WIB
Tarif PPh Badan Naik, Laba Bank Diprediksi Tergerus Ratusan Triliun

Ilustrasi. (DDTCNews)

WASHINGTON, DDTCNews—Penghasilan bersih setelah pajak dari 10 bank besar di AS diprediksi bisa terpangkas US$7 miliar, atau setara dengan Rp102 triliun setiap tahun apabila calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden terpilih.

Prediksi ini diambil berdasarkan analisis yang dilakukan S&P Global Market Intelligence. Menurut S&P, penghasilan bersih dari 209 bank yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek bakal terpangkas US$9,36 miliar.

"Secara historis, beban pajak yang ditanggung oleh bank cenderung sama besar dengan tarif PPh badan. Artinya, kenaikan PPh badan akan sangat berdampak pada bank dibandingkan dengan sektor lainnya," tulis S&P, Senin (21/9/2020).

Baca Juga:
Otoritas Ini Mulai Pertimbangkan Kembali Program Diskon Cukai Solar

S&P Global Market Intelligence memperkirakan kenaikan tarif pajak akan mempengaruhi persepsi investor atas saham perbankan, terutama karena investor sangat berfokus pada price to earning ratio (PER) dalam menginvestasikan dananya pada instrumen saham.

Meski begitu, beberapa saham bank bisa saja makin menarik di mata investor terutama pada bank-bank yang memiliki deferred tax asset.

“Kenaikan tarif pajak akan membuat deferred tax asset lebih bernilai. Deferred tax asset bisa meningkatkan penghasilan bank pada setiap kuartal yang tercantum dalam nilai buku,” sebut S&P.

Baca Juga:
Antisipasi Overtourism, Negara Ini Diminta Terapkan Pajak Turis

Berdasarkan catatan S&P Global Market Intelligence, Citigroup merupakan bank dengan deferred tax asset terbesar yaitu mencapai US$23,87 miliar.

Seperti diketahui, Biden akan meningkatkan tarif PPh badan dari 21% menjadi 28%. Biden berupaya membalikkan kebijakan Donald Trump yang menurunkan PPh badan dari 35% menjadi 21% melalui Tax Cuts and Jobs Act (TCJA).

Biden memerlukan dukungan dari Senat AS untuk merealisasikan kenaikan tarif PPh badan. Meski begitu, Senat AS diperkirakan masih akan dikuasai Partai Republik sehingga rencana tersebut bisa jadi tidak akan berjalan mulus.

S&P Global Market Intelligence memperkirakan Partai Republik dan Partai Demokrat akan menyepakati jalan tengah dengan tarif PPh badan hanya naik menjadi 25% atau 26%, tidak mencapai 28% seperti yang direncanakan oleh Biden. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara

Jumat, 26 April 2024 | 13:39 WIB PENERIMAAN PAJAK

Efek Harga Komoditas, PPh Badan Terkontraksi 29,8% di Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 13:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tinggal 4 Hari, DJP: WP Badan Jangan Sampai Telat Lapor SPT Tahunan

Jumat, 26 April 2024 | 13:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perpanjangan SPT Tahunan, DJP: Tak Dibatasi Alasan Tertentu