AMERIKA SERIKAT

Pulangkan Aset, Pajak Repatriasi Apple Capai Rp506 Triliun

Redaksi DDTCNews | Senin, 22 Januari 2018 | 14:46 WIB
Pulangkan Aset, Pajak Repatriasi Apple Capai Rp506 Triliun

WASHINGTON, DDTCNews – Kebijakan reformasi pajak AS terus bergulir dan mulai membuahkan hasil. Berbagai korporasi besar memberikan bonus pada karyawan hingga bersiap melakukan repatriasi dana ke pasar domestik Negeri Paman Sam.

Salah satunya adalah Apple, raksasa teknologi ini bersiap untuk membawa pulang dana melalui tarif pajak repatriasi sebesar 15,5%. Langkah ini diumumkan setelah perombakan undang-undang pajak yang diteken pada Desember 2017.

Secara total, Apple akan membayar pajak sekaligus (one-payment) sebesar US$38 miliar atau setara Rp506 triliun dengan memanfaatkan kebijakan pemangkasan pajak repatriasi tersebut.

Baca Juga:
AS Berkomitmen Dukung Pembangunan Infrastruktur Berkualitas di IKN

Dengan hitungan pajak repatriasi 15,5%, itu artinya Apple akan membawa pulang uang sekitar US$246 miliar atau setara dengan Rp3.260 triliun dari luar negeri.

“Kami punya rasa tanggung jawab yang dalam untuk memberikan manfaat kembali ke negara kita dan kepada orang-orang yang telah membuat perusahaan ini sukses,” kata CEO Apple Tim Cook, Rabu (17/1).

Dilansir The Guardian, tidak hanya berhenti pada membayar pajak hingga miliaran dolar. Produsen gawai ini juga berjanji akan melakukan investasi ke pasar domestik AS hingga lima tahun ke depan.

Baca Juga:
Ditentang AS, Negara Ini Kukuh Implementasikan Pajak Digital

Setidaknya sudah ada janji gelontoran anggaran sebesar $30 miliar untuk pasar domestik AS. Dengan rencana ini diklaim dapat menciptakan lapangan kerja baru hingga 20.000 pos pekerjaan.

Seperti yang diketahui, Apple kerap kali mendapat kritikan terkait kebijakan korporasi dalam membayar pajak. Kritikan dari sejumlah anggota parlemen di AS, Uni Eropa dan Inggris adalah sedikit contoh bagaimana kebijakan Apple memarkir dana di negara dengan rezim pajak rendah membuat gusar politikus di negara-negara tersebut.

Kembali pada masa kampanye presiden AS lalu, Donald Trump yang kala itu masih menjadi calon presiden pernah juga melayang kritik. Kala itu, Trump menyerang kebijakan Apple yang membangun industri manufakturnya di luar wilayah AS dan tidak berkontribusi pada pasar tenaga kerja AS.


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 25 April 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Kamis, 25 April 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan e-SKTD untuk Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Kamis, 25 April 2024 | 17:45 WIB DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

Imbauan DJPK Soal Transfer ke Daerah pada Gubernur, Sekda, hingga OPD

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Kamis, 25 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Tak Lagi Temukan Menu Sertel di e-Nofa, Perpanjangan Harus di KPP

Kamis, 25 April 2024 | 15:45 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ingat, Pakai e-Bupot 21/26 Tidak Butuh Installer Lagi Seperti e-SPT