Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - APBN 2022 memuat anggaran belanja bunga utang tembus Rp405,86 triliun.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah mengatakan pihaknya terus mengupayakan efisiensi pembayaran bunga utang. Menurutnya, langkah itu diperlukan untuk mengurangi risiko beban bunga utang yang terlalu besar.
"Kita mengharapkan pemerintah melakukan efisiensi tingkat bunga utangnya sebab secara konsisten kita menghadapi beban bunga utang yang tinggi," katanya, Kamis (30/9/2021).
Said mengatakan perkiraan beban bunga utang pemerintah pada tahun ini mencapai Rp366,23 triliun. Beban bunga utang itu akan naik 10,8% pada tahun depan menjadi Rp405,86 triliun.
Bila diakumulasikan antara beban bunga dan pokok utang, pada tahun ini beban bunga dan pokok utang pada kisaran Rp866,23 triliun atau 49,91% debt service ratio (DSR). Adapun pada tahun depan, beban bunga dan pokok utang Indonesia diperkirakan mencapai Rp955,87 triliun atau 51,93% DSR.
Said menyebut pemerintah perlu membuat cetak biru (blueprint) kebijakan utang untuk mengontrol beban bunga dan pokok utang yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Menurutnya, blueprint tersebut akan menjadi peta jalan menurunkan ketergantungan terhadap pembiayaan utang.
"Sekaligus mendorong sumber penerimaan baru serta mengembangkan beragam skema pembiayaan pembangunan, di antaranya kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dan investasi swasta murni," ujarnya.
Said menambahkan pembiayaan utang negara tercatat naik signifikan sejak 2020. Hingga Juni 2021, outstanding utang pemerintah mencapai Rp6.554,56 triliun yang terdiri atas SBN 87,14% dan pinjaman 12,86%.
Komposisi SBN tersebut meliputi bentuk denominasi rupiah sebanyak 67,79% dan valuta asing 32,21%. Posisi utang pemerintah pun diperkirakan mencapai Rp7.150 triliun tahun ini, dan akan naik menjadi Rp8.124 triliun pada tahun depan. (sap)