UNI EROPA

Pajak Plastik untuk Antisipasi Brexit

Redaksi DDTCNews | Jumat, 12 Januari 2018 | 15:02 WIB
Pajak Plastik untuk Antisipasi Brexit

BRUSSELS, DDTCNews – Hengkangnya Inggris dari gerbong Uni Eropa akan meninggalkan lubang dalam anggaran keuangan. Mengantisipasi hal tersebut, wacana penerapan pajak untuk komoditas kantong plastik jadi pertimbangan utama di Komisi Eropa.

Komisi yang bertugas sebagai eksekutif dalam menjalankan Uni Eropa itu serius mempertimbangkan penerapan pajak kantong plastik pasca Brexit. Namun, masih belum jelas apakah pungutan pajak itu akan dikenakan pada saat produksi, digunakan oleh konsumen atau saat menjadi sampah atau limbah.

“Rencana ini diajukan karena ada celah dalam anggaran yang harus ditutup. Opsinya bisa berupa pemotongan pengeluaran yang akan mempengaruhi beberapa program utama,” kata Komisioner Anggaan Günther Oettinger, Rabu (10/1).

Baca Juga:
Simplifikasi Withholding Tax, Dewan Eropa Sepakati FASTER Initiative

Pajak atas kemasan plastik menjadi alternatif sumber penerimaan baru. Selain itu, penerapan kebijakan ini diharapkan dapat menekan jumlah plastik yang digunakan di Eropa.

“Saat ini belum ada perkiraan berapa tarif pajak yang akan diberikan. Uni Eropa juga bisa menerima pendapatan dari skema perdagangan emi1si karbon yang saat ini penerimaannya masuk ke kas negara-negara anggota,” pungkas Oettinger dilansir bbc.com.

Rencana penerapan pajak plastik ini akan masuk dalam pembicaraan terkait periode anggaran Uni Eropa 2020-2026. Negeri Ratu Elizabeth dijadwalkan keluar secara efektif dari Uni Eropa pada 29 Maret 2019.

Baca Juga:
Danai Belanja Militer Ukraina, Uni Eropa Pajaki Laba dari Aset Rusia

Dengan keluarnya Inggris maka akan meninggalkan lubang pada anggaran Uni Eropa sekitar €12-13 miliar per tahun. Sementara itu, anggaran tahunan Uni Eropa ada di angka €155 miliar atau sekitar 1% dari nilai ekonomi seluruh negara anggota.

Selama ini, Inggris salah satu negara dengan iuran terbesar ke kas Uni Eropa. Hanya Perancis dan Jerman yang berkontribusi lebih banyak dari Inggris. (Gfa)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Senin, 20 Mei 2024 | 08:53 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Karpet Merah Investor di IKN, Aturan Insentif Pajak Resmi Terbit

Minggu, 19 Mei 2024 | 20:20 WIB UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Silaturahmi Alumni FEB (KAFEB) UNS, Darussalam Berbagi Pengalaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Baru Daftar NPWP Orang Pribadi, WP Tak Perlu Lakukan Pemadanan NIK

Minggu, 19 Mei 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ajukan Pemanfaatan PPh Final 0 Persen di IKN, Begini Ketentuannya

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

BP2MI Minta Barang Kiriman PMI yang Tertahan Segera Diproses

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:00 WIB PERATURAN PAJAK

Jika Ini Terjadi, DJP Bisa Minta WP Naikkan Angsuran PPh Pasal 25

Minggu, 19 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Penghitungan PPh 21 atas Penarikan Uang Manfaat Pensiun bagi Pegawai