DDTC NEWSLETTER

Insentif untuk Farmasi, Migas dan Turisme, Download Aturannya Di Sini

Redaksi DDTCNews | Jumat, 06 September 2019 | 16:30 WIB
Insentif untuk Farmasi, Migas dan Turisme, Download Aturannya Di Sini

JAKARTA, DDTCNews—Pemerintah telah menambah daftar kelompok perusahaan yang dapat memanfaatkan fasilitas percepatan restitusi atau pengembalian pajak melalui regulasi terbaru yang terbit pada 19 Agustus 2019.

Dalam peraturan ini, ada 3 kelompok tambahan yang dimasukkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) berisiko rendah. Ketiga kelompok itu adalah pedagang besar farmasi, distributor alat kesehatan, dan perusahaan yang lebih dari 50% sahamnya dikuasai BUMN.

Selain itu, pemerintah juga menambah dua faktor yang dapat dipertimbangkan untuk pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Kemudian juga relaksasi restitusi PPN untuk turis asing.

Baca Juga:
Sisir Tempat-Tempat Usaha, Pemda Cari Wajib Pajak Baru

Lalu juga fasilitas fiskal untuk usaha eksplorasi dan eksploitasi migas, serta penambahan daftar wajib pajak di bidang pertambangan mineral dan batubara yang dapat memakai pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang dolar AS.

Beberapa aturan baru yang terbit selama dua pekan terakhir telah dirangkum dalam DDTC Newsletter Vol.02 No.04 September 2019 bertajuk New Fiscal Relaxation for Pharmaceutical, Upstream Oil & Gas and Tourism Sectors’. Anda juga bisa men-download beberapa aturan tersebut di sini.

  • Percepatan Restitusi

Pemerintah telah menambah daftar kelompok perusahaan yang dapat memanfaatkan fasilitas percepatan restitusi atau pengembalian pajak. Hal itu ditambahkan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.117/PMK.03/2019 yang berlaku mulai 19 Agustus 2019.

Baca Juga:
Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Peraturan ini mengubah ketentuan sebelumnya, yaitu PMK No.39/PMK.03/2018 tentang Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk mendukung Program Jaminan Kesehatan Nasional dan likuiditas kas wajib pajak.

  • Pembayaran Kembali PPN dan PPnBM

Selain itu, ada PMK No.119/PMK.02/2019 tentang Tata Cara Pembayaran Kembali (reimbursement) PPN atau PPN dan PPnBM atas Perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada Kontraktor dalam Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

Peraturan ini berlaku mulai 16 Agustus 2019 dan mencabut PMK No.218/PMK.02/2014 dan PMK No.158/PMK.02/2016. Dalam aturan terbaru, ada dua faktor yang dipertimbangkan, yaitu Pasal 90 (b) Peraturan Pemerintah No.23/2015 dan pemanfaatan bagian negara untuk restitusi PPN dan PPnBM.

Baca Juga:
Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?
  • Relaksasi Restitusi PPN untuk Turis

Kemudian ada relaksasi restitusi PPN untuk turis asing melalui PMK No.120/PMK.03/2019 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permintaan Kembali PPN Barang Bawaan Orang Pribadi Pemegang Paspor Luar Negeri. PMK ini diteken 23 Agustus 2019 dan berlaku mulai 1 Oktober 2019.

  • Fasilitas Fiskal Migas

Fasilitas fiskal migas diberikan melalui PMK No.122/PMK.03/2019 tentang Fasilitas PPN atau PPnBM, Pajak Bumi dan Bangunan, serta Perlakuan Perpajakan atas Pembebanan Biaya Operasi Fasilitas Bersama dan Pengeluaran Alokasi Biaya Tidak Langsung Kantor Pusat. PMK ini berlaku 30 hari setelah 27 Agustus 2019.

  • Pembukuan Bahasa Inggris

Untuk memberi kepastian hukum kepada wajib pajak di bidang pertambangan mineral dan batubara, pemerintah merilis PMK No.123/PMK.03/2019. PMK yang diteken 27 Agustus 2019 ini menambah daftar wajib pajak yang dapat memakai pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang dolar AS. (Bsi)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 26 April 2024 | 18:30 WIB KABUPATEN BEKASI

Sisir Tempat-Tempat Usaha, Pemda Cari Wajib Pajak Baru

Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara