THAILAND

Insentif Pajak untuk Industri Peralatan Kesehatan Ditambah

Redaksi DDTCNews | Selasa, 14 April 2020 | 15:42 WIB
Insentif Pajak untuk Industri Peralatan Kesehatan Ditambah

Ilustrasi.

BANGKOK, DDTCNews—Otoritas investasi Thailand atau Dewan Investasi (BoI) menyetujui tambahan insentif industri alat kesehatan dan produk terkait lainnya berupa pengurangan PPh Badan sebesar 50% selama tiga tahun.

Insentif tambahan itu bertujuan untuk mendorong investor untuk meningkatkan produksi peralatan medis untuk kebutuhan pasar domestik, di mana saat ini permintaannya melonjak karena pandemic virus Corona.

Sekretaris Jenderal BoI Duangjai Asawachintachit mengatakan insentif tambahan hanya diperuntukkan untuk proyek-proyek yang memenuhi syarat dan mengajukan permohonan investasi kepada BoI mulai 1 Januari hingga 20 Juni 2020.

Baca Juga:
Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Hasil investasi diwajibkan mulai beroperasi dan sudah menghasilkan pendapatan pada 31 Desember 2020, dan setidaknya sudah menjual 50% produk alat Kesehatan tersbeut ke pasar domestik selama 2020-2021.

Dilansir dari Bangkok Post, pengadaan peralatan medis yang diproduksi juga akan didukung pembebasan bea masuk atas permesinan apabila produksinya bisa ditingkatkan. Distributor yang ada juga diharuskan mengimpor mesin tahun ini.

Di sisi lain, BoI menyetujui permohonan investasi Mitsubishi Motors Thailand untuk meningkatkan lini produksi yang ada di Chon Buri untuk memproduksi mobil listrik dan suku cadang senilai 5,48 miliar baht.

Baca Juga:
Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Produksi mobil mencapai 39.000 unit, terdiri dari 9.500 unit kendaraan listrik baterai dan 29.500 unit kendaraan listrik hibrida. Perusahaan berencana memperkenalkan mobil listrik ke pasar pada 2023 dan mengekspor ke negara-negara di ASEAN.

Dalam kuartal pertama tahun ini, BoI melaporkan permohonan investasi sudah mencapai 378 proyek, naik 3% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 368 proyek. Sebagian besar permohonan investasi berasal dari perusahaan kecil dan menengah.

Kendati jumlah permohonan investasi meningkat, nilai investasi permohonan investasi justru menurun 44% dari 128 miliar baht menjadi 71,4 miliar baht. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor

BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesinambungan Fiskal 2025, Pemerintah Waspadai Tiga Hal Ini

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Sabtu, 20 April 2024 | 08:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor

Jumat, 19 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Jumat, 19 April 2024 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN FATF

PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan