KEBIJAKAN MONETER

Ini Alasan BI Optimistis Rupiah Cenderung Menguat pada 2019

Redaksi DDTCNews
Selasa, 29 Januari 2019 | 16.22 WIB
Ini Alasan BI Optimistis Rupiah Cenderung Menguat pada 2019

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers KSSK di Kantor Kemenkeu, Selasa (29/1/2019).

JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia optimistis pergerakan rupiah pada tahun ini akan cenderung menguat. Kombinasi kondisi di tingkat eksternal dan domestik menjadi penyokong pergerakan nilai tukar pada 2019.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terutama terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan stabil dan cenderung menguat. Ada empat faktor yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Pertama, berkurangnya intensitas kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed.

“Kalau tahun lalu empat kali, tahun ini paling banter dua kali. Sehingga, kondisi global juga lebih baik dari tahun lalu,” katanya dalam konferensi pers KSSK di Kantor Kemenkeu, Selasa (29/1/2019).

Kedua, membaiknya kepercayaan internasional atas prospek ekonomi nasional. Hal ini sudah terbukti dari data makroekonomi pada kuartal IV/2018. Salah satu indikatornya adalah  mulai meningkatnya aliran modal asing ke pasar modal maupun pasar keuangan.

Otoritas moneter mencatat aliran modal asing yang masuk ke dalam portofolio domestik mencapai US$12 miliar. Sebagian besar masuk ke dalam instrumen investasi seperti deposito dan Surat Berhargaa Negara (SBN).

Ketiga, terjaganya fundamental ekonomi sepanjang 2018 di tengah ketidakpastian ekonomi global. Indikator makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan defisit fiskal yang rendah menjadi modal penguatan rupiah tahun ini.

“Sisi fundamental itu mendukung pergerakan rupiah yang stabil dan cenderung menguat,” ujar Perry.

Keempat, semakin baiknya mekanisme di pasar valuta asing (valas). Bank sentral, menurut dia, sudah melakukan beberapa kebijakan untuk menjaga mekanisme supply dan demand yang semakin baik. Mekanisme ini mendukung stabilitas nilai tukar melalui mekanisme pasar.

“Kebijakan tidak hanya di pasar spot, tapi juga pasar swap dan pasar DNDF [domestic non-deliverable forward) yang sudah kami luncurkan sejak November tahun lalu,” imbuhnya.

Kurs tengah BI pada hari ini dipatok di level Rp14.098 per dolar AS. Jika melihat trennya dari awal tahun, ada kecenderungan menguat. Pada awal tahun, persisnya pada 2 Januari 2019, nilai tukar rupiah dipatok senilai Rp14.465 per dolar AS.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.