PP 23/2018

Ingat! Sekali WP Badan Pilih Tarif Umum, Tak Bisa Lagi Pakai PPh Final

Redaksi DDTCNews | Rabu, 01 Juni 2022 | 13:00 WIB
Ingat! Sekali WP Badan Pilih Tarif Umum, Tak Bisa Lagi Pakai PPh Final

Pelukis melukis topi dengan tema selancar saat bazar UMKM di TN Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (29/5/2022). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/YU
 

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) kembali mengingatkan wajib pajak terkait dengan pemanfaatan PPh final UMKM, sesuai dengan PP 23/2018. Melalui akun media sosial, otoritas menyampaikan bahwa wajib pajak badan yang sudah memilih dikenai pajak dengan ketentuan umum UU PPh, tidak bisa lagi memakai tarif PPh final 0,5% UMKM.

Penjelasan DJP tersebut menjawab pertanyaan seorang wajib pajak di media sosial tentang kewajiban pajak perusahaannya yang baru dibentuk akhir 2020 lalu. Perusahaan tersebut diketahui mencatatkan omzet kurang dari Rp4,8 miliar sepanjang 2021.

"Misal ketika pendaftaran yang dipilih adalah tarif umum, apakah pelaporan tahun 2021 menggunakan tarif umum juga? Meskipun omzetnya di bawah Rp4,8 miliar?" tanya sebuah akun kepada Kring Pajak, dikutip Rabu (1/6/2022).

Baca Juga:
Ada NITKU, NPWP Cabang Tidak Berlaku Lagi?

Menjawab pertanyaan itu, otoritas kembali menegaskan bahwa sekali wajib pajak memilih menggunakan tarif umum dan sudah pernah menerapkan tarif umum sebelumnya, wajib pajak badan tersebut tak bisa lagi menggunakan tarif final PPh UMKM.

"Walaupun omzetnya saat ini di bawah Rp4,8 miliar," cuit DJP.

Sesuai dengan Pasal 3 ayat (2) PP 23/2018, penggunaan PPh final tidak berlaku untuk wajib pajak yang memilih untuk dikenai PPh berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a, Pasal 17 ayat (2a), atau Pasal 31E UU PPh.

Baca Juga:
Status PKP Dicabut, Tak Bisa Lapor SPT Masa PPN Normal dan Pembetulan

Wajib pajak tersebut wajib menyampaikan pemberitahuan kepada dirjen pajak. Wajib pajak tersebut juga tidak dapat dikenai PPh final 0,5% terhadap omzet berdasarkan PP 23/2018 untuk tahun pajak-tahun pajak berikutnya.

"Hal ini karena apabila WP sudah memilih untuk menggunakan tarif umum maka untuk tahun pajak tersebut dan tahun-tahun pajak berikutnya tidak bisa lagi menggunakan tarif berdasarkan PP 23 Tahun 2018," tulis DJP lagi.

Namun, Kring Pajak melanjutkan, dalam hal wajib pajak tidak ingat memilih tarif umum atau tarif PP 23/2018 maka wajib pajak diimbau untuk melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada KPP terdaftar. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 26 April 2024 | 11:47 WIB KONSULTASI PAJAK

Ada NITKU, NPWP Cabang Tidak Berlaku Lagi?

Jumat, 26 April 2024 | 11:13 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Status PKP Dicabut, Tak Bisa Lapor SPT Masa PPN Normal dan Pembetulan

Jumat, 26 April 2024 | 10:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Sertel ke KPP Hanya Bisa oleh Pengurus Badan, Siapa Saja?

Jumat, 26 April 2024 | 09:50 WIB PEMERIKSAAN PAJAK

Terkait Transfer Pricing, Pemeriksaan Kantor Bisa Diubah ke Lapangan

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara