Pertumbuhan industri pengolahan pada kuartal I. (BPS)
JAKARTA, DDTCNews – Insentif baru tidak diperlukan lagi untuk sektor manufaktur atau industri pengolahan meskipun pertumbuhannya kembali melambat pada kuartal I/2019.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan insentif yang ada saat ini sudah memadai. Kini, tantangan yang harus dijawab adalah efektifitas dari pemberian fasilitas fiskal dalam mengakselerasi kegiatan usaha.
“Insentif yang paling penting adalah diimplementasinya saja untuk tax holiday, tax allowance, dan sebagainya” katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (7/5/2019).
Politisi Partai Golkar tersebut meyakini prospek industri pada kuartal II/2019 akan lebih baik ketimbang tiga bulan pertama 2019. Berakhirnya ketidakpastian setelah Pemilu, disebutnya, menjadi batu loncatan untuk ekspansi dunia usaha.
Menurut Airlangga, tren positif sudah terlihat dari capaian pada kuartal I/2019. Ada beberapa sektor manufaktur andalan yang masih mencatatkan pertumbuhan produksi. Manufaktur andalan itu seperti tekstil dan industri makanan minumam.
Tren positif tersebut diharapkan dapat meningkatkan kontribusi manufaktur terhadap ekonomi nasional. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi tidak hanya mengandalkan kegiatan konsumsi semata, tapi juga bersumber dari ekspansi dari kegiatan produksi.
“Kami lihat pasca-Pilpres, investasi akan meningkat terutama di kawasan industri, utamanya tekstil dan makanan minuman. Kemenperin akan memonitor investasi dan pembelian lahan di kawasan industri,” paparnya.
Seperti diketahui, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pengajuan permohonan fasilitas tax holiday mencapai 19 perusahaan. Pengajuan tersebut terpantau melalui sistem Online Single Submission (OSS). (kaw)