FILIPINA

Imbas Lockdown, Penerimaan Pajak Hilang Rp28 Triliun

Dian Kurniati | Kamis, 25 Juni 2020 | 09:55 WIB
Imbas Lockdown, Penerimaan Pajak Hilang Rp28 Triliun

Tenaga Kerja Filipina Luar Negeri Repatriasi (OFWs) menunggu bus provinsi di sebuah terminal setelah diperbolehkan pulang menyusul minggu karantina di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Paranaque City, Metro Manila, Filipina, Selasa (26/5/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Eloisa Lopez/hp/cfo

MANILA, DDTCNews—Kementerian Keuangan Filipina menghitung potensi penerimaan pajak yang hilang akibat karantina wilayah atau lockdown untuk menekan penyebaran virus Corona mencapai P100 miliar atau setara dengan Rp28,4 triliun.

Menteri Keuangan Carlos Dominguez III mengatakan lockdown telah menyebabkan berbagai kegiatan ekonomi terhenti sehingga pengumpulan pajak turut menurun. Dia pun mewaspadai pelebaran defisit anggaran pada 2020.

"Saya memperhatikan pergerakan defisit ini dengan saksama," katanya, Rabu (24/6/2020).

Baca Juga:
AS Bakal Naikkan Bea Masuk Mobil Listrik China hingga 4 Kali Lipat

Dominguez berharap pengumpulan pajak bisa kembali pulih seiring dengan pelonggaran lockdown dan berakhirnya tenggat pelaporan SPT pada 15 Juni 2020. Selain itu, ia mendesak DPR segera mengesahkan undang-undang paket ekonomi.

Menurutnya, pajak tetap menjadi sumber dana yang dibutuhkan negara untuk menangani dampak pandemi. Apalagi kebutuhan dana penanganan pandemi terus membesar sehingga menyebabkan defisit anggaran meningkat menjadi P202,1 miliar.

"Defisit diperkirakan meningkat 9%. Agar perkiraan defisit salah atau lebih rendah, saya berharap memiliki lebih banyak uang, tetapi kita akan lihat apakah kita nanti [berutang] atau tidak," ujarnya, dilansir dari Ptvnews.ph.

Baca Juga:
Biar Patuh Pajak, Pemda Siapkan Hadiah untuk Pelanggan Resto dan Hotel

Sejauh ini, pemerintah Filipina telah meminjam uang P1,55 triliun atau Rp440,7 triliun dari sumber asing maupun domestik untuk menambal defisit anggaran. Utang senilai US$4,83 miliar diperoleh dari ADB, Bank Dunia, AIIB, dan Badan Pembangunan Prancis.

"Dari total pembiayaan yang diakses, sekitar US$2,26 miliar telah dicairkan untuk program pemerintah," ujarnya dilansir dari Manilatimes.

Pemerintah juga mengumpulkan US$2,35 miliar dari penawaran obligasi global terbaru. Selain itu, terdapat tambahan sebesar P1,2 triliun yang diperoleh dari utang domestik sejak awal tahun untuk menambal defisit anggaran. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 13 Mei 2024 | 18:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Bakal Naikkan Bea Masuk Mobil Listrik China hingga 4 Kali Lipat

Senin, 13 Mei 2024 | 12:00 WIB KABUPATEN TULUNGAGUNG

Biar Patuh Pajak, Pemda Siapkan Hadiah untuk Pelanggan Resto dan Hotel

Senin, 13 Mei 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Dapat Tanah atau Bangunan Kena BPHTB, Kapan Saat Terutangnya?

Senin, 13 Mei 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Menko Airlangga: Targetnya Kerek Penerimaan, Bukan Kerek PPN

BERITA PILIHAN
Senin, 13 Mei 2024 | 18:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Bakal Naikkan Bea Masuk Mobil Listrik China hingga 4 Kali Lipat

Senin, 13 Mei 2024 | 18:17 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ajukan Keberatan Lewat e-Objection DJP Online? Ada Validasinya Dulu

Senin, 13 Mei 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Update 2024: Apa Itu Retribusi Daerah dan Jenis-Jenisnya?

Senin, 13 Mei 2024 | 17:30 WIB PENGAWASAN KEPABEANAN

Waduh, Yacht Asal Australia di Banda Neira Diamankan Bea Cukai 

Senin, 13 Mei 2024 | 17:00 WIB PENGAWASAN PAJAK

Alokasi WP Berbasis Kewilayahan, KPP Harus Tentukan Zona Pengawasan

Senin, 13 Mei 2024 | 15:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Faktur Pajak Kena Reject Berhari-hari, Pastikan e-Faktur Versi Terkini

Senin, 13 Mei 2024 | 15:00 WIB APLIKASI PAJAK

DJP Jamin Taxpayer Account Management Bakal Mudah Digunakan