KINERJA EKSPOR IMPOR

Imbas Corona, Nilai Impor Asal China Melorot 51%

Dian Kurniati | Selasa, 03 Maret 2020 | 18:00 WIB
Imbas Corona, Nilai Impor Asal China Melorot 51%

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews—Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) mencatat nilai impor barang asal China sebesar US$463 juta pada pekan terakhir Februari 2020, turun 51,2% atau ketimbang pekan terakhir Januari 2020.

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga DJBC Syarif Hidayat menjelaskan tren penurunan impor asal China secara mingguan yang signifikan itu disebabkan virus Corona yang merebak di China dan beberapa negara lainnya.

"Kita bisa melihat dampak Corona ini dengan adanya penurunan impor yang berasal dari China. Di sisi lain ekspor penurunan, tapi penurunan impor lebih tinggi dibandingkan ekspor," katanya di Jakarta, Selasa (3/3/2020).

Baca Juga:
Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Syarif menambahkan penurunan impor terbesar terjadi pada barang mesin, tekstil, hingga ponsel. Impor komputer dari China pada pekan terakhir Februari hanya US$16,7 juta atau turun 80,14% ketimbang pekan terakhir Januari US$84,1 juta.

Sementara impor tekstil dari China hanya US$56,8 juta pada pekan terakhir Februari 2020, atau merosot 58% dari US$136,1 juta. Sementara ekspor ke China pada akhir Februari tercatat US$506 juta, turun 9,1% dari pekan terakhir Januari 2020.

Ekspor batu bara ke China tumbuh 7,25% pada pekan terakhir Februari 2020 senilaiUS$ 205,4 juta dari US$191,5 juta. Namun pada komoditas lainnya seperti bahan kategori primer turun 41,65% dari US$ 82,1 juta menjadi US$ 47,9 juta.

Baca Juga:
Dirjen Anggaran Sebut Surplus APBN 2024 Tak Bakal Setinggi Tahun Lalu

Syarif menilai pelemahan impor barang memang bisa berdampak pada pemenuhan kebutuhan bahan baku industri di dalam negeri. Namun, penurunan ekspor yang tak sedalam impor bisa berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia terhadap China.

“Ekspor ke China relatif stabil tapi impornya memang menurun. Harusnya ini pertanda baik karena artinya nett ekspor atau selisih defisitnya semakin mengecil,” ujarnya.

Syarif juga mengklaim penurunan impor dari China tersebut terbilang paling signifikan jika dibandingkan dengan kinerja impor dengan mitra perdagangan lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP

Jumat, 26 April 2024 | 15:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Sudah Lapor SPT Tapi Tetap Terima STP, Bisa Ajukan Pembatalan Tagihan

Jumat, 26 April 2024 | 14:37 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Juknis Penghapusan Piutang Bea Cukai, Download Aturannya di Sini

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara