UU CIPTA KERJA

Hipmi Harap Aturan Turunan Klaster Perpajakan Bisa Dirilis Tahun Ini

Redaksi DDTCNews | Selasa, 27 Oktober 2020 | 17:30 WIB
Hipmi Harap Aturan Turunan Klaster Perpajakan Bisa Dirilis Tahun Ini

Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Ajib Hamdani. 

JAKARTA, DDTCNews – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia berharap aturan turunan klaster perpajakan dalam UU Cipta Kerja dapat segera dirilis tahun ini sehingga wajib pajak dapat segera beradaptasi dengan aturan pajak terbaru.

Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Ajib Hamdani mengatakan aturan turunan dari UU Cipta Kerja idealnya langsung turun pada tahun yang sama saat UU Cipta Kerja diketok.

"Idealnya memang rilis di tahun ini, agar wajib pajak, khususnya para pengusaha dapat mendesain perencanaan pajaknya dengan lebih baik," katanya Selasa (27/10/2020).

Baca Juga:
Diskon Pajak Pasal 31E UU PPh Bisa Digunakan Tanpa Ajukan Permohonan

Namun demikian, Ajib menilai harapan pelaku usaha agaknya sulit diwujudkan lantaran saat ini sudah memasuki penghujung tahun fiskal 2020. Dia melihat waktu yang dimiliki otoritas tidak banyak untuk mengakomodasi perubahan yang diatur dalam klaster perpajakan UU Cipta kerja.

Di sisi lain, perubahan aturan perpajakan tersebar pada semua rumpun aturan mulai dari ketentuan umum perpajakan, PPh, PPN dan pajak daerah. Selain itu, hingga saat ini Presiden Joko Widodo juga belum meneken UU Cipta Kerja yang sudah mendapatkan lampu hijau dari DPR.

"UU-nya saja hingga saat ini belum disahkan oleh presiden, saya tidak yakin kalau aturan pelaksanaannya dapat terkejar hingga akhir tahun," tutur Ajib.

Baca Juga:
Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Untuk diketahui, klaster Perpajakan dalam UU Cipta Kerja memuat perubahan 4 UU, yaitu UU Pajak Penghasilan (PPh), UU Pajak Pertambahan Nilai (PPN), UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), serta UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD).

Perubahan pada UU PPh terjadi pada Pasal 2, Pasal 4, dan Pasal 26. Perubahan pada UU PPN terjadi pada Pasal 1A, Pasal 4A, Pasal 9, dan Pasal 13.

Kemudian, perubahan pada UU KUP terjadi pada Pasal 8, Pasal 9, Pasal 11, Pasal 13, Pasal 13A (dihapus), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17B, Pasal 19, Pasal 27A (dihapus), Pasal 27B (baru), Pasal 38, dan Pasal 44B.

Baca Juga:
Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Selanjutnya, perubahan pada UU PDRD terjadi pada Pasal 141, Pasal 144 (dihapus), Pasal 156A (baru), Pasal 156B (baru), Pasal 157 (baru), Pasal 158, Pasal 159, dan Pasal 159A (baru).

Dalam pelaksanaannya, pemerintah akan menerbitkan aturan turunan berupa Peraturan Pemerintah atau Peraturan Menteri Keuangan. Nanti, aturan itu akan menjadi panduan bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan dengan payung hukum yang baru. (rig).

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

27 Oktober 2020 | 21:06 WIB

Benar sekali, UU Cipta Kerja yang banyak merubah aturan perpajakan sebelumnya diikuti banyak aturan yang didelegasikan ke aturan turunan. Semakin cepat aturan dikeluarkan begitu UU Cipta Kerja diundangkan, maka kepastian hukum bagi wajib pajak akan semakin terjamin.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 26 April 2024 | 06:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Diskon Pajak Pasal 31E UU PPh Bisa Digunakan Tanpa Ajukan Permohonan

Kamis, 25 April 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 07:00 WIB LITERATUR PAJAK

Hal Unik Ini Hanya Ada di Perpajakan DDTC, Sudah Coba?

Jumat, 26 April 2024 | 06:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Diskon Pajak Pasal 31E UU PPh Bisa Digunakan Tanpa Ajukan Permohonan

Kamis, 25 April 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Kamis, 25 April 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan e-SKTD untuk Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Kamis, 25 April 2024 | 17:45 WIB DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

Imbauan DJPK Soal Transfer ke Daerah pada Gubernur, Sekda, hingga OPD

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Kamis, 25 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Tak Lagi Temukan Menu Sertel di e-Nofa, Perpanjangan Harus di KPP