TARIF BEA KELUAR CPO

Harga Referensi Melemah, Tarif Bea Keluar CPO Bulan Ini US$124 per MT

Dian Kurniati
Senin, 03 Februari 2025 | 09.30 WIB
Harga Referensi Melemah, Tarif Bea Keluar CPO Bulan Ini US$124 per MT

Ilustrasi. Pekerja mengawasi proses muat minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) ke dalam kapal tanker untuk diekspor ke luar negeri di Dermaga B Curah Cair Pelabuhan PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) Branch Dumai, Dumai, Riau, Kamis (23/1/2025). Dinas perdagangan melaporkan ekspor CPO dan turunannya dari daerah tersebut mengalami penurunan sebesar 14,6 persen (YoY)) pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya dari 4,3 juta ton menjadi 3,7 juta ton sehingga berdampak terhadap nilai transaksi perdagangan yang ikut menyusut dari 3,7 miliar dolar AS menjadi 3,3 miliar dolar AS. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/Spt.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Perdagangan mencatat harga minyak kelapa sawit (CPO) mengalami perlemahan dan berdampak pada tarif bea keluar yang dikenakan. Pada bulan ini, tarif bea keluar atas ekspor CPO ditetapkan US$124 per metrik ton.

Plt. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Isy Karim mengatakan harga referensi CPO periode 1-28 Februari 2025 senilai US$955,44 per metrik ton (MT), turun 9,82% dari periode bulan sebelumnya senilai US$1.059,54 per MT.

"Saat ini, harga referensi CPO turun mendekati ambang batas senilai US$680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini, pemerintah mengenakan bea keluar CPO sebesar US$124 per MT," katanya, dikutip pada Senin (3/2/2025).

Isy menuturkan penetapan tarif bea keluar ekspor CPO dan produk turunannya mengacu pada PMK No. 38/2024. Pada kolom 7 lampiran huruf C PMK tersebut, tarif bea keluar senilai US$124 per MT ditetapkan berdasarkan harga referensi CPO pada periode 1-31 Februari 2025.

Berdasarkan peraturan tersebut, harga referensi CPO di atas US$680/MT bakal dikenai bea keluar, atau lebih rendah dari ketentuan yang lama senilai US$750/MT. Revisi dilakukan untuk mengantisipasi perubahan harga CPO di pasar global serta mendukung kebijakan hilirisasi.

Isy menjelaskan penurunan harga referensi CPO tersebut dipengaruhi beberapa faktor di antaranya seperti penurunan permintaan terutama dari India dan penurunan harga minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai dan rapeseed.

Dia menambahkan sumber harga untuk penetapan harga referensi CPO diperoleh dari rata-rata harga selama periode 25 Desember 2024 hingga 24 Februari 2024 pada Bursa CPO di Indonesia senilai US$867,83 per MT, Bursa CPO di Malaysia sebesar US$1.043,05 per MT, dan Pasar Lelang CPO Rotterdam US$1.253,9 per MT.

Berdasarkan Permendag 46/2022, jika terdapat perbedaan harga rata-rata pada 3 sumber harga lebih dari US$40 maka perhitungan harga referensi CPO menggunakan rata-rata dari 2 sumber harga yang menjadi median dan sumber harga terdekat dari median. Adapun harga referensi bersumber dari Bursa CPO di Indonesia dan Malaysia.

Sesuai dengan perhitungan tersebut, harga referensi CPO ditetapkan US$955,44/MT. Penetapan ini juga tercantum dalam Kepmendag 123/2025 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan BLU BPDPKS Periode 1-28 Februari 2025.

Dirjen Bea dan Cukai Askolani sebelumnya menyatakan realisasi penerimaan bea keluar pada tahun ini akan lebih mengandalkan dari CPO, seiring dengan pelarangan ekspor konsentrat tembaga mulai 1 Januari 2025.

Meski demikian, kinerja bea keluar tersebut juga masih akan dipengaruhi oleh fluktuasi harga CPO global. Adapun penerimaan bea keluar 2025 ditargetkan Rp4,47 triliun atau turun 78,6% dari realisasi tahun lalu yang mencapai 20,9 triliun. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.