Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam paparan APBN Kita. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat kinerja APBN hingga akhir Januari 2022 mengalami surplus Rp28,9 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan angka tersebut setara 0,16% terhadap produk domestik bruto. Menurutnya, surplus tersebut berbanding terbalik dengan periode yang sama 2021, ketika terjadi defisit Rp45,5 triliun atau 0,27% PDB.
"Ini adalah suatu situasi di mana APBN kita mengalami pembalikan yang sangat baik," katanya pada konferensi pers APBN Kita, Selasa (22/2/2022).
Sri Mulyani mengatakan surplus APBN tersebut terjadi ketika pendapatan negara tercatat Rp156,0 triliun dan belanja negara Rp127,2 triliun.
Dia menjelaskan pendapatan negara yang senilai Rp156,0 triliun mengalami pertumbuhan 8,5% secara tahunan. Realisasi tersebut juga mencatatkan pertumbuhan 54,9% dari Januari 2021 yang senilai Rp100,7 triliun.
Pendapatan negara tersebut utamanya ditopang penerimaan perpajakan yang mencapai Rp134,0 triliun atau tumbuh 65,6%. Angka tersebut terdiri atas penerimaan pajak Rp109,1 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp24,9 triliun.
Adapun dari sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP), realisasinya Rp22,0 triliun atau tumbuh 11,4% dibanding dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, Sri Mulyani menyebut realisasi belanja pada Januari 2022 yang senilai Rp127,2 triliun setara dengan 4,7% dari pagu Rp2.714,1 triliun. Angka itu lebih kecil dari periode yang sama 2021 ketika belanja negara sudah mencapai Rp146,2 triliun.
"Kontraksinya 13%," ujarnya.
Belanja tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp72,2 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) senilai Rp54,9 triliun. (sap)