Foto udara suasana salah satu industri di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (19/12/2024). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mengeklaim pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto bisa dicapai dalam waktu 5 tahun.
Untuk mencapai target tersebut, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia membutuhkan investasi senilai Rp13.000 triliun dalam waktu 5 tahun.
"Dalam waktu kurang dari 60 hari sudah diluncurkan 15 paket ekonomi, sudah diputuskan kenaikan UMP yang 6,5%. Ini menjadi modal kita untuk menarik investasi ke depan, bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang memang dalam pergaulan dunia ini sangat dihargai," ujar Airlangga, dikutip Sabtu (21/12/2024).
Guna memenuhi kebutuhan investasi tersebut, Airlangga mengatakan pemerintah akan membangun berbagai infrastruktur untuk mendorong pembangunan pusat ekonomi, contohnya berupa kawasan ekonomi khusus (KEK) atau kawasan industri.
Kawasan industri yang dapat dijadikan percontohan adalah Kawasan Industri Weda Bay. Kawasan industri tersebut mampu menarik investasi senilai US$15 miliar dan ekspor senilai US$7 miliar.
Selain itu, terdapat pula 22 KEK yang perlu untuk terus didorong bersamaan dengan upaya efisiensi logistik. "Jadi logistik adalah kunci, produktivitas juga kunci kedua, itu nanti dikaitkan dengan bonus demografi. Ketiga daya beli masyarakat, mendorong kelas menengah itu menjadi menengah atas," ujar Airlangga.
Namun, agar investasi yang direalisasikan bisa mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, Indonesia perlu menurunkan incremental capital output ratio (ICOR).
Perlu diketahui, ICOR adalah rasio antara investasi terhadap output yang diperoleh dari investasi. Semakin tinggi ICOR, maka tinggi investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan output dari investasi.
Indonesia sempat memiliki ICOR sebesar 3,9 pada tahun 1980-an. Namun, dalam beberapa tahun terakhir ICOR Indonesia telah menyentuh angka 6. (sap)