Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (15/12/2023).
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi penerimaan pajak hingga 12 Desember 2023 telah mencapai Rp1.739,8 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan capaian itu setara dengan 101,3% dari target awal senilai Rp1.718 triliun atau 95,7% dari target baru pada Perpres 75/2023 senilai Rp1.818,2 triliun. Penerimaan pajak tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 7,3% (year on year/yoy).
"Dari target revisi, masih 95,7%. Nanti Pak Suryo [Dirjen Pajak Suryo Utomo] dalam 2 minggu ke depan diharapkan mencapai [target] revisinya Rp1.818 triliun," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (15/12/2023).
Sri Mulyani mengatakan kinerja penerimaan pajak secara umum masih menunjukkan tren yang positif. Kinerja penerimaan pajak meningkat karena membaiknya aktivitas ekonomi masyarakat.
Menurutnya, pertumbuhan penerimaan pajak sebesar 7,3% juga masih tinggi. Hal ini mengingat pada periode yang sama tahun lalu ada fase rebound dengan pertumbuhan 43,1%.
Secara bulanan, kinerja penerimaan pajak pada 1-12 Desember 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 28,7%. Sementara itu, kinerja penerimaan pajak pada November 2023 tercatat tumbuh 20,7%.
Sri Mulyani memerinci penerimaan PPh nonmigas mencapai Rp951,83 triliun (108,95% dari target), PPh migas Rp64,36 triliun (104,75% dari target), PPN dan PPnBM senilai Rp863,32 triliun (91,97% dari target), serta PBB dan pajak lainnya senilai Rp40,34 triliun (100,82% dari target).
Menurutnya, penerimaan PPh nonmigas, PPh migas, serta PBB dan pajak lainnya telah mencapai target yang ditetapkan. Dalam hal ini, hanya PPN dan PPnBM memang belum mampu mencapai target.
Di sisi lain, semua jenis pajak tersebut mengalami pertumbuhan positif, kecuali PPh migas yang terkontraksi 11,85%. Namun demikian, realisasi PPh migas telah mampu melampaui target.
"Ini hal yang cukup baik dan kita harap akan terjaga selanjutnya," ujarnya. (kaw)