Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi (kiri) dan Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo (kanan) memberikan sambutan pada Ministry of Finance Festival 2022 (MOFEST 2022) di Jakarta, Kamis (1/12/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai disiplin fiskal menjadi jangkar untuk menjaga kepercayaan investor.
Sri Mulyani mengatakan dunia masih akan menghadapi kondisi perekonomian yang menantang pada tahun depan. Menurutnya, disiplin fiskal akan membuat investor yakin APBN memiliki kemampuan untuk menahan setiap guncangan pada perekonomian.
"Pada saat market sekarang sangat turbulence, exchange rate tinggi, interest rate tinggi, kalau Anda tidak punya anchor disiplin fiskal, yang terjadi confidence akan runtuh," katanya dalam Kompas 100 CEO Forum 2022, Jumat (2/12/2022).
Sri Mulyani mengatakan APBN telah menjalankan peran sebagai shock absorber ketika pandemi Covid-19 menghantam perekonomian masyarakat sejak 2020. Kondisi itu menyebabkan defisit APBN melebar menjadi 6,14% terhadap PDB pada 2020 sehingga harus kembali disehatkan.
Pada 2023, untuk pertama kalinya APBN akan kembali pada defisit di bawah 3%. Dalam hal ini, pemerintah dan DPR merancang APBN dengan defisit senilai Rp598,15 triliun atau 2,84% PDB.
Sri Mulyani menjelaskan kebijakan fiskal harus mampu merespons setiap risiko yang bakal terjadi, tetapi di sisi juga mendorong optimisme terhadap pemulihan ekonomi dapat berlanjut. Menurutnya, kesalahan dalam menyusun kebijakan fiskal akan berefek pada penurunan kepercayaan investor.
Dia menyebut Inggris dapat menjadi contoh negara yang kebijakan fiskalnya direspons negatif oleh pasar keuangan hingga.
"Salah fiscal position, even ekonomi sekuat Inggris, juga ngglimpang," ujarnya.
Sri Mulyani menambahkan belanja negara pada 2023 akan mencapai Rp3.016,17 triliun, lebih tinggi tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, belanja negara akan dikelola secara hati-hati untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi tahun depan. (sap)