PENERIMAAN BEA DAN CUKAI

Setoran Bea dan Cukai Anjlok 19 Persen, Sri Mulyani Jelaskan Sebabnya

Dian Kurniati | Senin, 14 Agustus 2023 | 10:00 WIB
Setoran Bea dan Cukai Anjlok 19 Persen, Sri Mulyani Jelaskan Sebabnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan paparan. 

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan bea dan cukai hingga Juli 2023 mencapai Rp149,83 triliun, turun 19,07% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan Rp149,83 triliun tersebut setara dengan 49,4% dari target sejumlah Rp303,2 triliun. Menurutnya, kinerja bea keluar dan cukai tercatat menurun, sedangkan kinerja bea masuk tetap positif.

Kontraksi Penerimaan Bea Keluar dan Kinerja Positif Bea Masuk

"Dari kepabeanan dan cukai yang masih tumbuh adalah bea masuk, naik 3,82% hingga Juli 2023," katanya, dikutip pada Senin (14/8/2023).

Baca Juga:
Bea Cukai Terima 6.637 Permohonan Keberatan Selama Kuartal 1/2024

Realisasi setoran cukai hingga Juli 2023 turun 8,54%. Kontraksi ini disebabkan penurunan produksi hasil tembakau, terutama sigaret kretek mesin (SKM) golongan 1 dan sigaret putih mesin (SPM) golongan 1, serta tingginya basis penerimaan pada tahun lalu.

Khusus cukai hasil tembakau (CHT), realisasi setorannya mencapai Rp111,23 triliun, turun 8,93% karena produksi hingga Mei 2023 turun 3,69%. Sementara itu, kenaikan tarif rata-rata hanya 2,02%, meskipun tarif cukainya naik 10%.

Setoran Bea Keluar Anjlok 81 Persen

Untuk penerimaan bea keluar, lanjut Sri Mulyani, realisasi penerimaannya mencapai Rp5,86 triliun. Kinerja penerimaan tersebut mengalami kontraksi sebesar 81,34%.

Baca Juga:
Tarif Bea Keluar CPO Tetap US$52 per Ton pada Bulan Ini

Kontraksi penerimaan bea keluar disebabkan penurunan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan kebijakan flush out pada tahun lalu. Kontraksi bea keluar ini juga diakibatkan turunnya volume ekspor tembaga sebesar 26,31%.

Untuk bea masuk, Sri Mulyani menyebut realisasi penerimaannya mencapai Rp28,4 triliun, tumbuh 3,82%. Kinerja positif tersebut disebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang meningkat serta tarif efektif bea masuk.

"Tarif efektifnya naik 1,45%, sedangkan kurs mengalami kenaikan 4% year-on-year," ujarnya. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 03 Mei 2024 | 10:15 WIB LAYANAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Bea Cukai Terima 6.637 Permohonan Keberatan Selama Kuartal 1/2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 09:00 WIB TARIF BEA KELUAR CPO

Tarif Bea Keluar CPO Tetap US$52 per Ton pada Bulan Ini

BERITA PILIHAN
Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:01 WIB DDTC - SMA 8 YOGYAKARTA

Founder DDTC Darussalam Berbagi Kisah Inspiratif tentang Profesi Pajak

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:00 WIB SELEKSI CPNS

Instansi Tak Selesaikan Perincian Formasi, Tes CPNS Terlambat

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:30 WIB IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

ASN Pindah ke IKN, Pemerintah Siapkan 4 Opsi Tunjangan Pionir

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal yang Wajib Dilakukan WP ketika Diperiksa

Sabtu, 04 Mei 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Batasan Jenis dan Jumlah Barang Kiriman PMI Dihapus, Begini Kata BP2MI

Sabtu, 04 Mei 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Jenis Barang yang Dapat Layanan Rush Handling Ditambah, Apa Saja?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:00 WIB KEANGGOTAAN OECD

Proses Masuk OECD, RI Rampungkan Initial Memorandum Tahun Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 07:35 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

DJP Memulai Penelitian Komprehensif, Ikuti Daftar Prioritas Pengawasan