AUSTRALIA

Pengemplang Pajak Bakal Ditindak Tegas

Redaksi DDTCNews | Selasa, 23 Agustus 2016 | 08:32 WIB
Pengemplang Pajak Bakal Ditindak Tegas

CANBERRA, DDTCNews – Ditjen Pajak Australia (The Australian Taxation Office/ATO) akan semakin menindak tegas bagi pengusaha kecil dan menengah yang menunggak pajak.

Juru bicara ATO mengungkapkan utang wajib pajak meningkat hampir Aus$20 miliar atau Rp201,3 triliun, di mana 60% dari utang tersebut dimiliki oleh sektor bisnis kecil dan menengah.

“ATO berencana akan melakukan aksi yang lebih tegas kepada para pengemplang pajak. Hal ini termasuk tindakan hukum, di mana terdapat bukti kuat bahwa bisnis mereka akan segera bangkrut dan mereka tidak sanggup membayar,” ujar juru bicara tersebut, Senin (22/8).

Baca Juga:
Kurs Pajak Hari Ini: Rupiah Perkasa! Menguat Atas Mayoritas Mata Uang

Sebelumnya, ATO memperbolehkan perusahaan untuk mengakumulasi utang pajak lebih dari Aus$345 ribu sebelum adanya tindakan hukum. Ditjen Pajak Australia tersebut akan menindak tegas, terlebih jika pengemplang pajak bertindak seakan-akan menghiraukan kewajiban membayar utang pajak mereka.

Meskipun begitu, Direktur Manajer perusahaan pemberi hutang Reliance Recoveries Donna Smith mengatakan hingga saat ini ATO masih terlalu longgar dalam mengumpulkan utang para wajib pajak, baik itu untuk usaha yang kecil hingga besar sekali pun.

Menurut Donna, hal pertama yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yang sedang kesulitan keuangan adalah berhenti membayar pajak kepada ATO. Ini artinya, mereka akan tetap menjalankan usahanya meskipun mereka berada pada ambang kebangkrutan.

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Akhirnya Rupiah Kembali Menguat Atas Dolar AS

Selain itu, Donna berpandangan bahwa ATO justru lebih berpihak kepada perusahaan besar ketimbang usaha kecil menengah. Hal ini karena dahulu terdapat kasus di mana ATO memperkenankan sebuah perusahaan yang berhutang pajak Aus$700.000 untuk melakukaan peleburan usaha dengan perusahaan lainnya. Masalah ini pun tidak ditindak lanjuti secara hukum oleh ATO.

“Saya melihat ATO yang tidak segera bertindak cepat justru malah menunjukkan keberpihakan mereka terhadap perusahaan besar ketimbang perusahaan individu atau kecil lainnya,” kata Donna seperti dikutip The Sydney Morning Herald. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 15 Mei 2024 | 09:15 WIB KURS PAJAK 15 MEI 2024 - 21 MEI 2024

Kurs Pajak Hari Ini: Rupiah Perkasa! Menguat Atas Mayoritas Mata Uang

Rabu, 08 Mei 2024 | 09:07 WIB KURS PAJAK 08 MEI 2024 - 15 MEI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Akhirnya Rupiah Kembali Menguat Atas Dolar AS

Kamis, 02 Mei 2024 | 12:00 WIB INFLASI TAHUNAN

Inflasi Turun Jadi 3 Persen pada April 2024, Ini Kata BPS

BERITA PILIHAN
Jumat, 17 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Tahukah Kamu? Di Mana Negara Menyimpan Uang yang Terkumpul dari Pajak?

Jumat, 17 Mei 2024 | 10:10 WIB KEPUTUSAN KETUA MA NOMOR 112/KMA/SK.OT1/IV/2024

Ini Tugas Pokja Penyatuan Atap Pengadilan Pajak yang Dibentuk MA

Jumat, 17 Mei 2024 | 09:52 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tunjuk 6 PMSE Jadi Pemungut PPN, Mulai dari Amazon Hingga Evernote

Jumat, 17 Mei 2024 | 09:45 WIB DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE WEBINAR

Trik Adaptasi Mental bagi Praktisi Pajak di Situasi VUCA

Jumat, 17 Mei 2024 | 09:37 WIB KEPUTUSAN KETUA MA NOMOR 112/KMA/SK.OT1/IV/2024

Lengkap, Ini Susunan Pokja Penyatuan Atap Pengadilan Pajak di MA

Jumat, 17 Mei 2024 | 07:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Bangun Coretax, DJP Harap Sistem Pajak Indonesia Setara Negara Maju

Kamis, 16 Mei 2024 | 18:00 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Bappebti Rilis Rating Pialang Berjangka Periode Januari-Maret 2024