Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah menyebut pemberian berbagai insentif pajak akan efektif untuk memulihkan ekonomi nasional jika diikuti dengan penanganan pandemi.
Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan penanganan pandemi Covid-19 akan memberikan rasa aman bagi masyarakat. Rasa aman itulah yang menjadi kunci untuk mendorong kepercayaan pelaku ekonomi melakukan aktivitas.
"Tanpa ada rasa aman, kami kasih insentif dalam bentuk apapun akan sulit mendorong mereka walaupun trennya sudah ada perbaikan pemulihan ekonomi," katanya melalui konferensi video, Selasa (9/3/2021).
Susiwijono mengatakan pemerintah sejak awal pandemi telah memberikan berbagai insentif melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Pada klaster insentif usaha tahun ini, anggarannya mencapai Rp58,46 triliun.
Insentif yang diberikan terdiri atas 10 jenis, yakni pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 ditanggung pemerintah (DTP), PPh final untuk UMKM DTP, serta pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) pada kendaraan bermotor DTP.
Kemudian, ada insentif bea masuk, pembebasan PPh Pasal 22 impor, restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) dipercepat, pengurangan angsuran PPh Pasal 25, dan PPN rumah DTP.
Menurut Susiwijono, pemberian berbagai insentif tersebut juga mempertimbangkan kebutuhan dunia usaha. Selain itu, pemerintah tetap akan mengevaluasi efektivitas berbagai insentif itu secara berkala.
Dia berharap berbagai insentif itu mampu mendorong pemulihan dunia usaha yang pada akhirnya juga berdampak pada perbaikan kinerja ekonomi nasional. Apalagi, saat ini telah berjalan program vaksinasi Covid-19 yang akan meningkatkan kepercayaan pelaku ekonomi.
Melalui PEN pula, pemerintah menganggarkan Rp176,3 triliun untuk penanganan masalah kesehatan yang ditimbulkan pandemi Covid-19.
Selain vaksinasi, dana itu digunakan untuk program diagnostik (tracing dan testing) serta terapetik yang meliputi biaya klaim perawatan, insentif tenaga kesehatan dan santunan kematian, serta kebutuhan penanganan pandemi lainnya.
Sepanjang 2020, perekonomian Indonesia terkontraksi 2,07%. Pada tahun ini, pemerintah menargetkan terjadi pembalikan sehingga ekonomi mampu tumbuh berkisar 4,5% hingga 5,3%.
"Memang cukup ambisius tapi kami optimistis sebab banyak indikator makro dan sektoral menggambarkan ada pemulihan ekonomi," ujarnya. (kaw)