Dari kiri ke kanan: Manajer Ventura FISIP UI Ricky Sutjipto, Founder DDTC Danny Septriadi, Dekan FISIP UI Semiarto Aji Purwanto, dan peneliti IHIK3 Ulwan Fakhri Noviadhista. Keempatnya berkunjung ke DDTC Library, Kamis (13/2/2025).
JAKARTA, DDTCNews - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Semiarto Aji Purwanto melawat ke Menara DDTC, Kamis (13/2/25). Ditemani oleh Ricky Sutjipto, Manajer Ventura FISIP UI, Aji menyempatkan diri untuk secara khusus menengok buku-buku yang ada di DDTC Library.
Kunjungan ini adalah tindak lanjut dari pertemuan Aji dengan Danny Septriadi, Co-Founder DDTC serta Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3), yang sebelumnya terjadi di FISIP UI.
Keduanya antusias untuk mengimplementasikan kajian-kajian dari rumpun sosial-humaniora secara aplikatif kepada para civitas academica maupun profesional di berbagai bidang. Adapun topik yang ingin dikembangkan bersama, di antaranya kesehatan mental (mental health) dan peningkatan kecakapan hidup (life skills) seperti komunikasi, berpikir kreatif dan kritis, juga resiliensi.
Ditemani Danny, Aji dengan lincah membuka koleksi-koleksi kajian sosial yang ada di DDTC Library. Sebagai guru besar Antropologi, tentu tak susah baginya menemukan insight menarik dari buku-buku terbitan publisher ternama, sebut saja DeGruyter, Palgrave, dan Springer, dalam waktu singkat.
“Wah, saya harus residensi di sini, nih!” kelakar Aji.
DDTC Library mengoleksi buku dengan topik-topik perpajakan, mulai dari transfer pricing, PPN, bea cukai, hukum pajak, kebijakan, hingga perpajakan domestik dan internasional, dalam berbagai disiplin ilmu. Perpustakaan yang terletak di lantai 2 Menara DDTC ini sudah biasa dirujuk para profesional dan akademisi pajak untuk mengeksplor riset dan perspektif perpajakan yang terus berkembang.
Kian terakumulasinya koleksi buku di DDTC Library ini merupakan komitmen nyata DDTC dalam meningkatkan literasi pajak di Indonesia. Saat awal berdiri pada 2007 lalu, kendatipun masih bertempat di ruko (rumah toko) dan hanya berbentuk rak-rak buku sederhana, DDTC sudah memiliki area pojok baca khusus. Kini, DDTC Library menampung lebih dari 4.000 koleksi. Baca, DDTC Library: Merawat Literasi, Membangun Masyarakat Melek Pajak.
Selain buku-buku kajian pajak, DDTC Library memiliki bagian khusus yang berisikan buku-buku kajian humor. Koleksi dari The Library of Humor Studies tersebut dikelola oleh IHIK3. Inilah perpustakaan humor pertama di Indonesia juga dunia versi Museum Rekor Indonesia (MURI).
“Pak Darussalam sangat mendukung dengan memberikan space untuk library humor di kantor ini. Bahkan, setiap kali mendampingi tamu dari bidang pajak yang berkunjung ke DDTC Library, beliau selalu memberi tahu pada mereka, ‘Rak-rak buku humor ini bagiannya partner saya, Pak Danny punya nih’,” terang Danny.
Dalam kunjungannya, Aji juga sempat bertukar isi kepala dengan Darussalam, pendiri DDTC. Ketiganya terlibat dengan diskusi seru terkait dengan makin mendesaknya riset dan kajian yang dilakukan dalam kemultidisiplinan ilmu. Mereka percaya solusi atas berbagai isu bisa muncul dari hasil tinjauan berbagai sudut pandang. Hal yang sama juga berlaku untuk mengantisipasi potensi problem di masa yang akan datang.
Diskusi ketiganya turut dibumbui kisah-kisah nostalgia seputar FISIP UI. Darussalam dulu merupakan pengajar Program Pascasarjana di Ilmu Administrasi FISIP UI, sedangkan Danny adalah mahasiswanya. Pada 10 Maret 2015, sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Nomor 0630/SK/R/UI/2016, departemen Ilmu Administrasi berdiri menjadi fakultas sendiri.
Selain itu, ada irisan lain antara FISIP UI dengan IHIK3. Duta literasi, penulis lebih dari 30 buku, sekaligus advisor IHIK3, Maman Suherman, merupakan alumnus Kriminologi UI.
DDTC sendiri sudah getol mengampanyekan multidisiplin ilmu dalam menekel isu-isu perpajakan, termasuk dan tidak terbatas pada jurusan yang ada di FISIP UI, yakni Sosiologi dan Ilmu Politik. Ilmu Hukum, Akuntansi, dan Ilmu Ekonomi memang yang paling kuat kelindannya dengan pajak. Namun, Ilmu Politik dan Sosiologi juga penting diakomodir perspektifnya. Sebab, kedua disiplin itu dapat membantu mengkontekstualisasikan cara pandang dan perilaku masyarakat dalam suatu negara tentang pajak.
Saking pentingnya penggabungan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu ini, bahkan di Belanda, tidak ada perbedaan signifikan lagi antara ahli hukum pajak dan ekonomi pajak. Salah satu kritik dari Darussalam, di Indonesia, ego disiplin ilmu yang masih terlampau tinggi ini membuat ahli hukum terbata-bata membicarakan ekonomi pajak. Hal yang sama pun berlaku sebaliknya. Baca, Revitalisasi Kurikulum Pajak.
Sebagai informasi, DDTC Library boleh dikunjungi oleh umum tanpa pungutan biaya. Silakan agendakan kunjungan Anda dengan membuat reservasi online melalui situs web DDTC Library atau hubungi 021-2938-2700. Adapun hari dan jam pelayanannya adalah Senin-Jumat, pukul 08.00–17.00 WIB.
*Artikel ditulis oleh Ulwan Fakhri Noviadhista, peneliti Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3). (sap)