Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2024 sebesar 5,05%, dengan konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor terbesar.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 4,93% dengan kontribusi 54,53%. Menurutnya, konsumsi rumah tangga masih tumbuh kuat sejalan dengan daya beli yang terjaga.
"Hal ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan domestik dan daya beli masyarakat," katanya, Senin (5/8/2024).
Edy mengatakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II/2024 terjadi seiring dengan membaiknya mobilitas masyarakat sehingga meningkatkan aktivitas konsumsi. Di sisi lain, ada faktor libur keagamaan Idulfitri dan Iduladha, serta libur sekolah yang turut berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat.
Konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada kuartal II/2024, yakni sebesar 2,62%.
Mengenai investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB), pertumbuhannya tercatat 4,43% dengan kontribusi 27,89%. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan realisasi investasi serta peningkatan belanja modal pemerintah.
Kemudian, konsumsi pemerintah mampu tumbuh sebesar 1,42% pada kuartal II/2024, dengan distribusi sebesar 7,31%. Pertumbuhan ini terjadi seiring dengan meningkatnya realisasi belanja pemerintah.
Sedangkan untuk konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT), pertumbuhannya mencapai 9,98% dengan distribusi sebesar 1,32%.
Adapun soal kinerja ekspor, juga tumbuh 8,28% karena didorong oleh pertumbuhan ekspor barang migas dan nonmigas, serta ekspor jasa. Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan nilai dan volume ekspor antara lain batu bara, nikel, perhiasan, dan peralatan listrik.
"Ekspor jasa didorong juga oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke dalam negeri," ujarnya.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa sebesar 4,92% dengan kontribusi 57,04%. Namun, wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Maluku dan Papua sebesar 8,45%, Bali dan Nusa Tenggara 6,84%, serta Sulawesi 6,07%.
Pertumbuhan ekonomi di Maluku dan Papua, serta Sulawesi didorong oleh industri pengolahan, sedangkan di Bali dan Nusa Tenggara didorong oleh pertambangan. (sap)