Warga mengantre membeli kebutuhan pangan pokok saat gelaran pangan murah di Kantor Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (21/9/2022). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa.
JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran pemerintahan, baik di pusat maupun daerah, untuk kompak menyiapkan strategi penanganan risiko inflasi. Ancaman inflasi, ujar Jokowi, menjadi 'momok' bukan hanya bagi Indonesia, tetapi seluruh negara di dunia.
Risiko lonjakan barang pokok ini berakar dari ketidakpastian ekonomi global yang merembet ke pengambilan kebijakan ekonomi di dalam negeri. Salah satunya, keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada awal September 2022 lalu.
"Momok terbesar semua negara sekarang ini adalah inflasi. Kita harus kompak, harus bersatu dari pusat ke provinsi, kabupaten, kota. Semua K/L seperti saat kita kemarin menangani Covid. Kalau Covid kita bisa bersama-sama, urusan inflasi ini kita juga harus bersama-sama," kata Jokowi dalam pengarannya kepada kepala daerah dan menteri Kabinat Indonesia Maju, Kamis (29/9/2022).
Secara khusus, Jokowi memberi catatan kepada seluruh kepala daerah untuk memantau secara cermat dinamika harga bahan pangan. Inflasi pangan menjadi penyumbang utama lonjakan tingkat inflasi hingga Agustus 2022.
Pemda diminta untuk memanfaatkan belanja tidak terduga dan dana transfer umum dalam memitigasi lonjakan harga barang pokok. Jokowi meminta kepala daerah saling berkoordinasi untuk bisa saling menambal defisit komoditas pangan tertentu.
Misalnya, kenaikan harga telur ayam tercatat di Kota Palembang, Sumatra Selatan yang disebabkan pasokan menipis. Di sisi lain, produksi telur ayam di Kabupaten Bogor, Jawa barat terpantau surplus. Kedua pemda perlu saling berkoordinasi untuk mengirim kelebihan pasokan telur ayam di Bogor ke Palembang.
"Sudah ambil saja telur dari Bogor, biar distributor beli dari Bogor, tapi ongkos angkutannya ditutup APBD, oleh provinsi, kabupaten, atau kota. Ongkos pengangkutan Bogor-Palembang saya cek Rp10 juta-Rp12 juta. Tidak setiap hari juga diangkut," kata Jokowi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi hingga Agustus 2022 mencapai 4,69% secara tahunan atau lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 4,94%. Angka inflasi 4,94% pada Juli 2022 merupakan yang tertinggi sejak 2015.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan terdapat beberapa komoditas pangan yang mengalami penurunan harga pada Agustus 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Kalau diperhatikan, komoditas utama penyumbang deflasi pada Agustus 2022 berasal dari bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, dan daging ayam ras," katanya. (sap)