PRANCIS

Berbelit-Belit, RUU Pajak Lingkungan Dikritik

Redaksi DDTCNews | Selasa, 19 Januari 2021 | 10:25 WIB
Berbelit-Belit, RUU Pajak Lingkungan Dikritik

Ilustrasi. (DDTCNews)

PARIS, DDTCNews – Rancangan undang-undang pajak lingkungan yang dirilis pada Januari 2021 dikritik karena dinilai tidak progresif dalam merespons perubahan iklim.

LSM Climate Action Network (CAN) menilai RUU pajak lingkungan gagal mengakomodasi usulan Citizens Convention on Climate—kelompok yang terdiri atas 150 orang—untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 40% pada 2030.

"RUU terkait dengan iklim kurang memiliki ambisi yang mencolok dan gagal memenuhi rekomendasi konvensi masyarakat sipil tentang iklim," tulis keterangan CAN dikutip Selasa (19/1/2021).

Baca Juga:
Antisipasi Overtourism, Negara Ini Diminta Terapkan Pajak Turis

CAN menyatakan rekomendasi yang dihasilkan dari konvensi menyerukan perubahan substansial dalam kebijakan fiskal, terutama dalam aspek perpajakan. Kelompok sipil tersebut mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk meningkatkan pajak atas tiket pesawat.

Rekomendasi tersebut antara lain seperti meminta pungutan pajak tiket pesawat diperluas untuk penerbangan yang menggunakan jet pribadi. Selain itu, pemerintah juga diminta untuk segera mengeluarkan kebijakan pajak karbon untuk penerbangan domestik.

Hasil rekomendasi konvensi meningkatkan beban pajak lingkungan untuk tiket penerbangan semua kelas. Pajak tiket kelas ekonomi naik dari €2,63 menjadi €31,1 atau setara dengan Rp529.200,. Pajak tiket pesawat untuk kelas bisnis naik dari €11,2 menjadi €197,2.

Baca Juga:
Digitalisasi Sistem Pajak, Filipina Minta Dukungan World Bank dan ADB

Meski begitu, rekomendasi kebijakan hasil konvensi masyarakat sipil terkait dengan iklim tersebut gagal diadopsi dalam rancangan kebijakan pemerintah karena mendapat banyak penolakan, terutama dari industri penerbangan.

Asosiasi transportasi udara menolak proposal tersebut karena akan menggerus PDB Prancis hingga €6 miliar dan menghilangkan 150.000 lapangan kerja di sektor penerbangan. Selain itu, efek penerapan kebijakan juga ditaksir hanya mengurangi emisi sebesar 1%.

"RUU tersebut telah dimodifikasi dengan memasukkan kepentingan industri. Proposal itu berbelit-belit dan sudah memotong setengah pajak karbon untuk penerbangan domestik serta menawarkan pengecualian pajak," tegas CAN.

Baca Juga:
Mulai 2025! Biaya Olahraga di Negara Ini Bisa Jadi Pengurang Pajak

CAN memastikan RUU tersebut akan dibawa ke peradilan tertinggi tata usaha negara (Conseil d'Etat) untuk ditinjau ulang. Hasil peninjauan tersebut akan menentukan nasib RUU pajak lingkungan yang ditargetkan disahkan menjadi UU pada akhir musim panas 2021.

"Kami mengkritik proposal itu karena pungutan pajak bisa ditunda sampai dengan aktivitas lalu lintas udara kembali normal pada tingkat aktivitas pada 2019," sebut CAN seperti dilansir Tax Notes International. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Syarat Daftar Kerja Pakai NPWP 15 Digit atau 16 Digit? Begini Kata DJP

Rabu, 24 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS CUKAI

Ketentuan Kewajiban Menyelenggarakan Pembukuan di Bidang Cukai

Rabu, 24 April 2024 | 09:30 WIB KEANGGOTAAN OECD

Ingin Jadi Anggota OECD, Jokowi Bentuk Timnas

Rabu, 24 April 2024 | 09:03 WIB KURS PAJAK 24 APRIL 2024 - 30 APRIL 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Rabu, 24 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Sedang Uji Coba, Ini Manfaat Modul Vehicle Declaration dalam CEISA 4.0

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

DJP Bakal Tunjuk Wajib Pajak, Uji Coba Kesiapan Coretax System