PELAPORAN PAJAK

Begini Ketentuan Lapor SPT Masa dan Faktur Pajak Selama Libur Lebaran

Awwaliatul Mukarromah | Kamis, 14 Juni 2018 | 15:18 WIB
Begini Ketentuan Lapor SPT Masa dan Faktur Pajak Selama Libur Lebaran

JAKARTA, DDTCNews – Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) seluruh Indonesia tutup sementara selama libur dan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1439 H pada 11-20 Juni 2018 dan akan kembali dibuka pada Kamis, 21 Juni 2018.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak juga sudah mengeluarkan arahan resmi berkaitan dengan pemenuhan kewajiban pajak selama masa libur dan cuti bersama tersebut.

Hal ini tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 171/PJ/2018 tentang Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Selama Hari Libur Idul Fitri dan Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri Tahun 2018.

Baca Juga:
SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Terdapat dua poin penting dalam keputusan tersebut, antara lain berkaitan kewajiban penyampaian SPT Masa dan Faktur Pajak yang masa berlaku sertifikat elektroniknya habis di hari libur lebaran.

Penyampaian SPT Masa
Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Masa Pajak Penghasilan untuk Masa Pajak Mei 2018 setelah tanggal 21 Juni 2018 namun tidak melewati tanggal 26 Juni 2018, dikecualikan dari pengenaan sanksi administrasi berupa denda atas keterlambatan penyampaian SPT.

Sanksi administrasi tersebut adalah sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (UU KUP).

Baca Juga:
Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

Adapun, penyampaian SPT Masa Pajak Penghasilan di atas, Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menerbitkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 UU KUP.

Dalam hal ini, Wajib Pajak, Pengusaha Kena Pajak (PKP), dan Pemungut PPN dapat menyampaikan SPT Masa Pajak Penghasilan dan/atau SPT Masa PPN:

  • Secara langsung;
  • Melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau
  • Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat, dalam hal atas SPT tersebut tidak dapat disampaikan melalui saluran tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

SPT dapat disampaikan dalam bentuk formulir kertas, atau dokumen elektronik, bagi wajib pajak yang telah diwajibkan untuk menyampaikan SPT dalam bentuk dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Perpajakan.

Baca Juga:
DJP Persilakan WP Biayakan Natura Asal Penuhi 3M

Sertifikat Elektronik
PKP yang memiliki Sertifikat Elektronik dengan jangka waktu berlakunya berakhir pada 9 Juni 2018 sampai dengan 20 Juni 2018 dapat mengajukan permintaan Sertifikat Elektronik yang baru paling lambat tanggal 2 Juli 2018 sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai tata cara pemberian dan pencabutan Sertifikat Elektronik.

Selama jangka waktu 9 Juni 2018 sampai dengan 2 Juli 2018, PKP diperkenankan untuk membuat Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai tata cara pembuatan dan tata cara pembetulan atau penggantian Faktur Pajak.

Setelah itu, dalam hal PKP telah memiliki Sertifikat Elektronik yang baru, data Faktur Pajak berbentuk kertas yang dibuat sebelumnya diunggah (upload) ke Ditjen Pajak oleh PKP melalui aplikasi e-Faktur untuk mendapatkan persetujuan dari Ditjen Pajak.

Faktur Pajak berbentuk kertas yang tidak diunggah (upload) ke Direktorat Jenderal Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak melalui aplikasi e-Faktur untuk mendapatkan persetujuan dari Ditjen Pajak bukan merupakan Faktur Pajak. (Gfa/Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 20 April 2024 | 08:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Jumat, 19 April 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP Persilakan WP Biayakan Natura Asal Penuhi 3M

Jumat, 19 April 2024 | 10:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Jelang Deadline, DJP Ingatkan WP Segera Sampaikan SPT Tahunan Badan

BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesinambungan Fiskal 2025, Pemerintah Waspadai Tiga Hal Ini

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Sabtu, 20 April 2024 | 08:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor

Jumat, 19 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Jumat, 19 April 2024 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN FATF

PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan