AMERIKA SERIKAT

Ancaman Overheating Ekonomi Pasca Reformasi Pajak

Redaksi DDTCNews
Selasa, 16 Januari 2018 | 11.52 WIB
Ancaman Overheating Ekonomi Pasca Reformasi Pajak

NEW YORK, DDTCNews – Kebijakan reformasi pajak membawa risiko baru bagi perekonomian Amerika Serikat. Pejabat The Fed William Dudley mengatakan adanya potensi ekonomi berputar telalu cepat hingga menyebabkan overheating dalam beberapa tahun ke depan.

Ancaman overheating sebagian besar didorong oleh kebijakan pemotongan pajak. Overheating secara umum adalah kondisi ekonomi di mana pertumbuhan ekonomi meningkat sangat tinggi, namun tidak dari meningkatnya produksi di dalam negeri, tetapi dari peningkatan konsumsi, sehingga inflasi diperkirakan bisa terjadi sangat tinggi. Dengan kata lain pertumbuhan konsumsi sangat tinggi, jauh di atas pertumbuhan produksi di sebuah negara.

“Untuk sementara tingkat inflasi terkendali di bawah 2 %. Ke depannya ada potensi peningkatan yang didorong oleh kebijakan moneter yang akomodatif serta ditambah dengan kebijakan fiskal yang ekspansif,” kata Dudley, Jumat (12/1).

Dia menjelaskan bahwa ancaman overheating bisa datang dari pasar tenaga kerja yang akan berisiko mengerek angka inflasi melebihi perkiraan. Pada gilirannya dapat memaksa The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dan akhirnya berpotensi memicu resesi ekonomi.

“Kebijakan pemotongan pajak akan mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa memberikan tekanan pada harga komoditas. Secara ideal, tingkat suku bunga akan naik secara bertahap dalam 3 kuartal tahun ini,” terangnya dilansir Bloomberg.

Mengantisipasi skenario terburuk dari kebijakan pajak yang baru, Dundley menyebut akan ada intervensi dari The Fed. Namun, seberapa dalam intervensi bank sentral AS itu akan sangat bergantung bagaimana ekonomi AS berkembang.

“Jika ekonomi dan tingkat inflasi bergerak lebih cepat dari perkiraan, maka The Fed akan melakukan lebih banyak intervensi kebijakan dan begitu juga sebaliknya. Jadi semua itu tergantung bagaimana semua itu berjalan. Tapi yang jelas kondisi saat ini mendorong ekonomi berjalan lebih cepat,” paparnya.

Dudley dalam keterangan penutupnya memberikan sinyalemen semakin aktifnya The Fed dalam perekonomian negeri Paman Sam. Pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat pasca reformasi pajak akan mengerek belanja konsumsi dan investasi dalam jangka pendek. Faktor inilah yang menjadi perhatian khusus karena berkorelasi pada tingkat inflasi.

“Melihat kondisi pasar tenaga kerja dan situasi keuangan, sepertinya The Fed mungkin harus menekan rem di beberapa titik dalam beberapa tahun kedepan,” tutupnya. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.