PEREKONOMIAN

ADB: Pemanfaatan Teknologi Digital Bisa Bantu Pemulihan Ekonomi

Dian Kurniati | Rabu, 10 Februari 2021 | 14:07 WIB
ADB: Pemanfaatan Teknologi Digital Bisa Bantu Pemulihan Ekonomi

Ilustrasi. (foto: adb.org)

MANILA, DDTCNews – Asian Development Bank (ADB) menyebut pemanfaatan platform digital dan perangkat berbasis teknologi lainnya memberi peluang pertumbuhan baru bagi seluruh skala usaha dan berbagai industri di Asia dan Pasifik.

Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada mengatakan pemanfaatan teknologi digital itu berpeluang memberi kontribusi signifikan bagi pemulihan berkelanjutan dari pandemi Covid-19. Seperti yang termuat dalam publikasi ADB Asian Economic Integration Report 2021, negara-negara kawasan Asia dan Pasifik mulai banyak memanfaatkan kemajuan teknologi selama ada pandemi.

"Teknologi membantu terjalinnya kaitan global baru, membuka peluang ekonomi yang demikian besar, sekaligus memiliki risiko dan tantangan tersendiri," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (10/2/2021).

Baca Juga:
Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, Ini Respons Pemerintah

Dengan peluang itu, Sadawa mengatakan negara-negara Asia Pasifik perlu menerapkan kebijakan dan peraturan yang tepat. Hal ini untuk mengatasi disrupsi sekaligus memaksimalkan pertumbuhan ekonomi digital melalui peningkatan kerja sama regional.

Dia menyebut pendapatan dari platform digital yang bersifat business to consumer (B2C) mencapai US$3,8 triliun di seluruh dunia pada 2019. Sebanyak 48% di antaranya atau sekitar US$1,8 triliun berasal dari Asia Pasifik. Nilai itu setara 6% dari produk domestik bruto (PDB) kawasan.

Sadawa memprpoyeksi pendapatan tersebut meningkat tajam pada 2020. Peningkatan itu terjadi seiring dengan makin banyaknya transaksi bisnis, termasuk pemesanan ojek dan taksi, pengantaran makanan, dan perdagangan secara online.

Baca Juga:
Pemerintah Bidik Tax Ratio 11,2-12 Persen pada 2025

Percepatan transformasi digital berpotensi mendorong perdagangan dan usaha serta membuka lapangan kerja secara global. Publikasi ADB mencatat pertumbuhan sektor digital global mencapai 20% dan mampu meningkatkan output global rata-rata US$4,3 triliun per tahun pada 2021—2025.

Asia dan Pasifik akan meraih dividen ekonomi senilai lebih dari US$1,7 triliun per tahun atau lebih dari US$8,6 triliun sepanjang 5 tahun hingga 2025. Secara bersamaan, peningkatan penggunaan teknologi digital akan menciptakan sekitar 65 juta pekerjaan baru setiap tahunnya di Asia dan Pasifik hingga 2025. Perdagangan regional diperkirakan naik US$1 triliun per tahun sepanjang 5 tahun ke depan.

Sadawa menambahkan pemerintah dapat menggali dan meraih manfaat dari perekonomian digital yang terus berkembang. Hal ini bisa ditempuh dengan kebijakan dan reformasi guna memajukan infrastruktur dan konektivitas digital sekaligus akses ke infrastruktur dan konektivitas tersebut.

Baca Juga:
Susun RKP, Ekonomi Ditarget Tumbuh 5,3 - 5,6 Persen pada Tahun Depan

Langkah-langkah tersebut antara lain adalah dengan mendorong persaingan yang adil dan menyempurnakan berbagai proses terkait kemudahan berusaha. Kemudian, langkah yang bisa diambil adalah meningkatkan jaminan kerja dan perlindungan sosial agar selaras dengan pekerjaan digital.

Selain soal potensi ekonomi dari teknologi digital, laporan ADB tersebut juga menekankan perlunya perhatian pada privasi dan keamanan data, perpajakan, kemitraan antara lembaga publik dan swasta, serta kerja sama di tingkat kawasan.

Ada pula catatan mengenai kinerja perdagangan kawasan yang terlihat pulih lebih cepat meski sangat terpukul pada paruh pertama 2020. Pertumbuhan volume perdagangan barang di Asia terkontraksi hingga 10,1% pada Mei 2020, tetapi perlahan terus membaik dan berada pada level positif sejak September 2020. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 19 April 2024 | 13:44 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, Ini Respons Pemerintah

Kamis, 18 April 2024 | 15:37 WIB PENERIMAAN PAJAK

Pemerintah Bidik Tax Ratio 11,2-12 Persen pada 2025

Kamis, 18 April 2024 | 14:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Susun RKP, Ekonomi Ditarget Tumbuh 5,3 - 5,6 Persen pada Tahun Depan

Jumat, 12 April 2024 | 14:00 WIB LAPORAN ASIAN DEVELOPMENT BANK

ADB Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen pada 2024-2025

BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN BEA CUKAI

Apa Beda Segel dan Tanda Pengaman Bea Cukai? Simak Penjelasannya

Sabtu, 20 April 2024 | 12:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Minta Perpanjangan Lapor SPT Tahunan? Ingat Ini Agar Tak Kena Sanksi

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN BULUNGAN

Sukseskan Program Sertifikat Tanah, Pemkab Beri Diskon BPHTB 50 Persen

Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesinambungan Fiskal 2025, Pemerintah Waspadai Tiga Hal Ini

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Sabtu, 20 April 2024 | 08:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor